Ancaman Perang Laut China Selatan Meningkat, Indonesia HarusTerlibat Demi Tiap Jengkal NKRI
Kawasan Laut China Selatan dan Laut China Timur merupakan dua titik yang paling rawan konflik yang bisa memicu Perang Dunia III
POS KUPANG.COM -- Kawasan Laut China Selatan dan Laut China Timur merupakan dua titik yang paling rawan konflik yang bisa memicu Perang Dunia III
Di Laut China Timur amcaman datang dari rencana China yang akan menyerbu Taiwan demi memakasa wilayah itu bergabung dengan China daratan
Namun, perang dunia bisa saja terjadi lantaran Amerika hampir pasti terlibat dengan membela langsung Taiwan sebagai negara demokrasi yang lepas dari Taiwan
Belum lagi, ancaman China terhadap Jepang dalam konflik Pulau Senkaku yang kini dikuasai Tokyo dimana pulau karang itu juga diklaim China sebagai bagian dari wilayah mereka
Sementara di Laut China Selatan , China sudah membangun basis militer mereka sebagai upaya untuk mewujudkan klaim penuh atas hampir semua perairan Laut China Selatan
Di Laut China Selatan juga menjadi sengketa antara sejumlah negara Asia Tenggara antara lain Vietnan, Filipina , Brunai dan Malaysia
Baca juga: Takut Kalah Perang di Laut China Selatan, AS Minta Bantuan Indonesia,RI Diminta Gelar Latihan Besar
Baca juga: Laut China Selatan Belum Perang, Rusia & Ukraina Memanas, Pasukan Kremlin Dikumpulkan di Perbatasan
Baca juga: Laut China Selatan dan Laut China Timur jadi Isu Strategis Dibahas Menhan Jepang dan Prabowo
Ketegangan maritim terakhir antara China dan Filipina adalah tanda lain jika perairan Asia-Pasifik menjadi penuh 'badai' dan kemungkinan besar akan tetap seperti itu untuk masa depan nanti.
Perubahan geopolitik dan permusuhan antara AS dan China telah menuntun kepada peningkatan tidak biasa dalam manuver maritim dan penguasaan wilayah.
Kemudian analis mengatakan kehadiran lebih banyak aset militer, baik udara maupun laut, telah memeberatkan risiko kecelakaan dan konfrontasi.
"Tentu saja ada kekhawatiran terkait apakah insiden itu bisa menyebabkan ketegangan lebih besar," ujar Collin Koh, rekan peneliti dari Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura.
Pakar juga mengatakan di This Week in Asia jika kecuali Beijing dan Washington mampu temukan keseimbangan dalam hubungan mereka, bahaya dan ketidakpastian di sekitar perairan Asia kemungkinan tidak akan reda dalam waktu dekat.
Harsh Pant, kepala program studi strategi di lembaga Penelitian New Delhi Observer Research Foundation mengatakan turbulensi di perairan wilayah itu sudah diprediksi karena dua negara terus-terusan meningkatkan kekuatan dan menguji satu sama lain.
"China yakin jika AS menguji keberaniannya, sementara administrasi Biden merasa mereka perlu tunjukkan keberanian dalam melawan China," ujar Pant.
Tambahan juga sementara pihak Barat telah menjadi lebih agresif menangani tantangan oleh Beijing, negara-negara di Asia-Pasifik juga lebih terbakar dalam respon mereka.