Warga Desa Jontona Pulang Kampung Setelah 2 Bulan di Pengungsian

Setelah dua bulan lebih mendiami posko pengungsian dan rumah penduduk di Kota Lewoleba akibat erupsi Gunung Ile Lewotolok

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Setelah dua bulan lebih mendiami posko pengungsian dan rumah penduduk di kota Lewoleba akibat erupsi Gunung Ile Lewotolok pada 29 November 2020 lalu, masyarakat Desa Jontona akhirnya diperbolehkan kembali ke desa Mereka. Bertempat di Posko Pusat Tanggap Darurat, Selasa (9/2/2021) Pemda Lembata secara resmi memulangkan 1.066 warga masyarakat Jontona baik yang ada di posko pengungsian maupun rumah penduduk untuk kembali ke kampung halaman mereka. 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Setelah dua bulan lebih mendiami posko pengungsian dan rumah penduduk di Kota Lewoleba akibat erupsi Gunung Ile Lewotolok pada 29 November 2020 lalu, masyarakat Desa Jontona akhirnya diperbolehkan kembali ke desa mereka.

Bertempat di Posko Pusat Tanggap Darurat, Selasa (9/2/2021) Pemda Lembata secara resmi memulangkan 1.066 warga masyarakat Jontona baik yang ada di posko pengungsian maupun rumah penduduk untuk kembali ke kampung halaman mereka.

Pengunjung Zone 2000 Ramayana Mall Habiskan Rp 300 ribu Selama Berkunjung

Pelaksana Harian Sekretaris Daerah, Kedang Paulus mewakili Bupati Lembata dalam acara pelepasan mengatakan, keputusan mengembalikan masyarakat Desa Jontona didasarkan pada surat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dalam hal ini Badan Geologi Nomor. 58.Lap/GK.05/BGV/2021, tertanggal 05 Februari 2021, perihal Evaluasi tingkat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.

Dalam surat disebutkan bahwa status Gunung Ile Lewotolok masih siaga III tetapi radiusnya berkurang dari 4 km menjadi 3 km.

Desa Jontona berada di luar zona bahaya 3 km sehingga Pemda memutuskan bahwa masyarakat Jontona sudah bisa kembali lagi ke desa mereka.

Anak Hanya Habiskan Waktu Bermain Gadget di Rumah

Namun demikian menurut Kedang Paulus, masyarakat harus tetap waspada dengan memperhatikan risiko erupsi susulan berupa abu panas.

Masyarakat harus tetap menggunakan masker selain karena covid tetapi juga untuk terlindung dari debu erupsi yang kapan saja bisa terjadi.

Menjawab pertanyaan media terkait kebutuhan masyarakat yang wajib dipenuhi setelah berada di desa berupa bahan makanan dan air bersih, Kedang Paulus menjelaskan, Pemda telah menyiapkan kebutuhan pangan dan air bersih untuk 16 desa terdampak erupsi dalam empat belas hari kedepan.

"Kami memastikan bahwa persediaan beras sangat cukup untuk dibagikan, begitupun dengan air bersih,semua tanki sudah kita disiapkan," kata Paulus. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved