Pandemi Corona

Bangkit di Tengah Pademi Corona, Aroma Teri Hadakewa Menembus Nusantara, Begini Cikal Bakalnya SIMAK

Sosok energik, berusia 35 tahun, ini berobsesi membebaskan warganya dari belenggu kemiskinan. Hadakewa sangat tertinggal.

Penulis: Benny Dasman | Editor: Benny Dasman
Pos-Kupang.com
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Kades Hadakadewa dan Bupati Lembata, Eliaser Jentji Sunur sedang menunjuk ikan teri Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Bermula dari SORGA Tercium Istana, Aroma Teri Hadakewa Menembus Nusantara, https://kupang.tribunnews.com/2020/11/07/bermula-dari-sorga-tercium-istana-aroma-teri-hadakewa-menembus-nusantara?page=4. Penulis: Benny Dasman Editor: Benny Dasman 

Tentang pengalamannya pada acara Benchmarking di India, Klemens memaparkan proses pengolahan ikan teri sampai jadi produk yang layak dijual ke pasaran melalui media teknologi informasi. "Saya bangga berada di forum itu. Terima kasih Bapak Jokowi," kenangnya.

Setelah sukses dengan inovasi ikan teri dan menjadi salah satu desa tematik di Lembata, Klemens bertekad mengembangkan pariwisata di desanya. Pariwisata menjadikan warga Hadakewa tetap produktif di masa pandemi. Banyak peluang usaha yang digarap. Lulusan Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar ini menjadikan Hadakewa sebagai desa wisata dengan potensi laut yang indah. Fokusnya pengembangan wisata kuliner.

Anggota DPRD NTT Bonifasius Jebarus sedang melihat proses pengeringan ikan teri di Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata, Kamis (23/9/2029) Area lampiran (Foto/Ricko Wawo/)
Keunggulan NTT

Pemkab Lembata bangga memiliki kades yang kreatif dan cerdas mengelola dana desa serta potensi desa. Bupati Lembata, Eliaser Jentji Sunur tidak basa-basi meminta desa-desa lain di daerah itu belajar dari Desa Hadakewa. Mengembangkan potensi desa menjadi produk unggulan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pada tahun 2019 lalu, Bupati Jentji Sunur menyuntik dana kepada BUMDes Tujuh Maret Hadakewa sebesar Rp 400 juta. Misinya jelas, agar usaha ikan teri berkembang pesat, bahkan menggurita. Dengan demikian rakyat ikut menikmati hasilnya.

Dengan dukungan Rp 400 juta dari Pemkab Lembata, kini BUMDes Tujuh Maret Hadakewa memiliki 30 kapal bagan pemasok ikan teri. Dari hasil usaha ikan teri, BUMDes Tujuh Maret, sebagaimana diakui Kades Klemens, akan menerapkan program bantuan bergulir untuk pengadaan kapal agar semua nelayan setempat memilikinya. Optismisme terus digaungkan.

Prestasi ini pun juga mengundang decak kagum dari berbagai kalangan. Adalah Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi NTT, Sinun Petrus Manuk, turut mengapresiasi.

"Saya kagum Hadakewa sudah memiliki Sorga atau sarana olahraga yang cukup lengkap untuk semua cabang olahraga seperti futsal, badminton dan voli. Mereka juga sudah memiliki gedung untuk bengkel kerja sekaligus taman baca," Sinun Manuk bangga.

Usaha ikan teri Hadakewa yang telah menembus pasar nasional, pun menuai pujian
dari Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Viktor melukiskan usaha teri Hadakewa ini sebagai inovasi yang luar biasa dan diyakini ke depan menjadi salah satu keunggulan NTT.

Gubernur Viktor menyaksikan langsung aktivitas usaha teri Hadakewa dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Lembata akhir Juli 2020 lalu. Tak henti-hentinya Gubernur Viktor menyatakan mendukung pengembangan usaha teri Hadakewa. Bahkan menjanjikan bantuan fasilitas seperti rumah pengering dan armada kapal ketinting.

Gubernur Viktor meminta setiap BUMDes di NTT perlu mengembangkan model ekonomi kreatif dan inovatif seperti yang dilakukan di Hadakewa. Dengan cara itu mendukung program pemerintah provinsi daam mewujudkan masyarakat NTT yang mandiri secara ekonomi. Bebas dari belenggu kemiskinan.

Hasil analisa Badan Pusat Statistik (BPS) NTT selama kurun waktu bulan September 2018 hingga Maret 2019 menyebutkan penduduk miskin di daerah perkotaan di NTT pada September 2018 sebesar 9,09%, turun menjadi 8,84% pada Maret 2019. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2018 sebesar 24,65%, naik menjadi 24,91% pada Maret 2019.

Secara rata-rata, rumah tangga miskin di NTT pada Maret 2019 adalah 5,84 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata sebesar Rp 2.183.704/rumah tangga miskin/bulan.

Untuk garis kemiskinan, pada Maret 2019 tercatat sebesar Rp 373.922/kapita/bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp 292.305/kapita/bulan (78,17 persen). Sementara dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp 81.617/kapita/bulan atau 21,83 persen.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di NTT pada Februari 2019 mengalami kenaikan 3,10% dibandingkan Februari 2018 dan Agustus 2018 dengan kenaikan masing-masing sebesar 0,12% poin dan 0,09% poin. Tingkat pengangguran terbuka di NTT juga mengalami peningkatan mencapai 3%.

Tak ketinggalan Koordinator P3MD Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) wilayah NTT, Kandidatus Angge, melontarkan pujian terhadap usaha ikan teri Hadakewa yang dikelola melalui BUMDes Tujuh Maret.

"Usaha ikan teri di Hadakewa ini adalah bukti nyata bagaimana pemerintah dan masyarakat desa berhasil memanfaatkan dana desa dari APBN untuk menggeliatkan potensi ekonominya," katanya.

Kandidatus berharap, keberhasilan BUMDes Tujuh Maret Hadakewa dapat merangsang BUMDes lainnya di seluruh NTT untuk berani berinovasi memanfaatkan dukungan dana desa yang dikucurkan pemerintah pusat. Terutama, membangkitkan ekonomi warga di tengah pandemi corona. Itu misi utamanya.

Kini, mendengar nama Hadakewa, terlintas di pikiran sebagai 'oase' penghasil ikan teri nasional. Bermula dari inovasi Hadakewa, NTT akan menjadi Nikmat Tiada Tara. Bukan Nanti Tuhan Tolong. Ikut bangga. (Laporan wartawan Pos Kupang, com, benny dasman)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved