Dari Kasus Penyiraman Air Keras dan Curanmor Ende Butuh Lebih Banyak CCTV
Belajar dari kasus penyiraman air keras dan pencurian motor, Ende butuh lebih banyak CCTV
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | ENDE - Belajar dari kasus penyiraman air keras dan pencurian motor, Ende butuh lebih banyak CCTV.
Aparat kepolisian mengalami kendala mengungkap kasus-kasus tertentu seperti dua kasus di atas, karena minimnya petunjuk.
Selain itu peran aktif dan dukungan masyarakat dalam menjaga keamanan dan keselamatan diri dan sesama sangat dibutuhkan.
• Kredit Merdeka Bank NTT Bebaskan Pengusaha Kecil Lembata Dari Rentenir
Polri tentu selalu berupaya kerja maksimal demi keamanan di masyarakat.
Demikian disampaikan oleh Kapolres Ende AKBP Albertus Andrea saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Selasa (8/9/2020).
AKBP Albertus Andrea diwawancarai POS-KUPANG.COM terkait dengan keberhasilan Polres Ende mengungkap kasus penyiraman air keras.
• Update Data Corona : Pasien Positif Covid-19 Kota Kupang Bertambah Satu Orang
Kasus yang menewaskan Adi Nona (39) pada 16 Mei 2020 lalu itu merupakan kasus pertama di Kabupaten Ende.
Dengan minimnya petunjuk dan keterangan saksi yang juga sebenarnya bukan saksi fakta, namun Polres Ende akhirnya berhasil mengungkap kasus tersebut.
Menurutnya kasus penyiraman air keras tergolong kasus yang rumit. Butuh keuletan, kerja keras dan ketelitian mengungkap kasus tersebut.
"Apalagi ini merupakan kasus pertama di Kabupaten Ende dan petunjuk untuk ungkap kasus ini minim. Jadi saya sangat apresiasi kerja tim yang akhirnya berhasil mengungkap kasus ini," ungkapnya.
AKBP Albertus menegaskan, untuk keamanan dan keselamatan, masyarakat tidak bisa hanya berharap kepada Polri saja. Polri membutuhkan peran serta dan dukungan dari masyarakat.
Kapolres menyoroti soal CCTV. Dia katakan di lokasi kejadian kasus penyiraman air keras tidak semua ada CCTV yang ada pun kualitasnya jelek.
"Jadi kita harus galakkan ini CCTV, sehingga kalau ada apa-apa, kita mencarinya juga lebih cepat. Kalau CCTV kualitasnya kurang bagus juga sulit untuk telusuri," ungkapnya.
Atas keberhasilan mengungkap kasus penyiraman air keras tersebut, 21 personil tim gabungan (Serse, Intel, dan Paminal) mendapat penghargaan.
Sebenarnya ada 24 orang tim gabungan yang bekerja mengungkap kasus tersebut, hanya saja 3 orang diantaranya sudah dimutasi.