Camat dan Lintas Sektor Golewa Sambangi Rumah Bocah yang Tinggal di Kebun Kawasan Tolowio

Camat Golewa, Kanisius Logo bersama tripika Kecamatan dan lintas sektor mengunjungi kediaman tiga bocah yang viral

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gordi Donofan
Camat Golewa bersama lintas sektor temui bocah di Tolowio Desa Were I Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada, Rabu (26/8/2020). 

POS-KUPANG.COM | BAJAWA - Hari Kamis (27/8/2020) Camat Golewa, Kanisius Logo bersama tripika Kecamatan dan lintas sektor mengunjungi kediaman tiga bocah yang viral.

Mereka yang turut mendampingi Camat Kanisius diantaranya, Danramil 01 Bajawa Kodim 1625/Ngada Kapten Supriyanto, Kapolsek Golewa Ipda Agung, Kepala Puskesmas Radabata, Gusti Ceme bersama petugas kesehatan yaitu Dokter dan sejumlah bidan serta perawat.

Camat Kanisius menyampaikan apresiasi kepada tiga bocah yang berani tinggal di kebun dan mendirikan pondok sendiri padahal usia mereka masih anak-anak.

Bupati Niga Pimpin Rapat Bahas Pembangunan GOR

Camat Kanisius menyatakan hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah adalah soal keselamatan mereka karena masih sangat tidak layak untuk tinggal sendiri.

Apalagi sang ayah telah pergi merantau dan ibu mereka sedang mengalami sakit, pemerintah desa harus menjami keamanan dan keselamatan mereka.

Ia mengaku bangga karena anak-anak bisa bertahan dalam keadaan yang sangat sulit sekalipun.

Ayah Merantau dan Ibu Sakit, Tiga Bocah Pilih Tinggal di Pondok Dekat Jurang Tolowio Ngada

"Kita harus menjamin rasa aman dan menjamin keselamatan. Pulihkan mental mereka, saya bangga anak-anak ini bisa bertahan," ujarnya.

Tiga Bocah Bertahan di Kebun

Tiga bersaudara di Dusun Woewali Desa Were I Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada sudah sekitar satu bulan tinggal di kebun kawasan hutan wilayah Tolowio.

Mereka tinggal dalam sebuah pondok darurat yang sangat tidak layak untuk ditempati dekat jurang di hutan itu.

Ketiga bersaudara itu adalah Kristianus Loko (15), Heribertus Remme (13) dan Yohanes Brahmans Redo (5).

Pondok darurat yang berukuran 2x3 beratap seng bekas itu menjadi sebuah tempat mereka bertahan hidup dengan selimut sobek dan hanya beralaskan tikar seadanya.

Mereka hanya ditemani, seekor anjing betina dengan lampu pelita jika malam hari.

Jarak dari permukiman warga sekitar satu setengah kilo meter dan tempat tinggal jauh dari keramaian tepatnya di pinggir jurang, pasalnya dipinggir bagian selatan dan timur itu jurang.

Ayah dari tiga bersaudara itu, Valentinus Foa sudah tiga tahun lebih berada di Kalimantan, merantau.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved