Breaking News

Opini Pos Kupang

Prasyarat Bagi Lahirnya Episentrum Baru Peradaban di NTT

Pemikiran Anggota DPR RI asal Desa Lamakera Solor NTT tentang pentingnya episentrum baru peradaban di NTT cukup menarik perhatian

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Prasyarat Bagi Lahirnya Episentrum Baru Peradaban di NTT
Dok
Logo Pos Kupang

Bagi masyarakat Jepang, mendidik manusianya adalah sesuatu yang mutlak bagi mereka. Melalui didikan yang bagus, anak-anak Jepang tumbuh menjadi manusia yang beradab. Dari situlah, peradaban Jepang yang unggul bisa lahir.

Sebagai pemikiran yang visioner tentu saja masih bersifat in potensia, masih berupa mimpi besar Ali Taher, yang harus diwujudkan in actu, dalam kenyataan. Guna mewujudkan mimpi besar tersebut diperlukan adanya upaya kolektif yang disebut pembangunan.

Dengan kata lain, fungsi utama pembangunan adalah untuk mewujudkan wadah berupa ruang publik di mana manusia-manusia NTT bisa mentransformasikan dirinya menjadi manusia-manusia yang unggul.

Bagaimanapun juga, sebuah peradaban bukanlah sebuah keadaan, tetapi sebuah gerakan, sebuah kemauan, sebuah usaha kolektif yang melibatkan semua pihak di dalam masyarakat itu. Keterlibatan semua pihak itu guna menumbuhkan sense of belonging terhadap mimpi besar itu.

Tanpa keterlibatan semua pihak, mimpi besar itu hanya menjadi sebuah utopia. Kita tidak ingin bahwa mimpi besar Ali Taher hanya sekedar utopia. Apalagi jalan ke arah mewujudkan episentrum baru peradaban di NTT itu telah sedang dikerjakan oleh Ali Taher.

Ali Taher dengan getol sedang membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur pendidikan di Solor sebagai prasyarat penting bagi tumbuh dan lahirnya episentrum baru peradaban itu.

Kita meyakini bahwa dengan manusia yang unggul, ruang publik yang dialektis, partisipasi para pihak, dan infrastruktur pendidikan yang memadai adalah prasyarat penting bagi lahirnya gagasan besar itu.

Hemat penulis, dari beberapa prasyarat di atas, pendidikan memainkan peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, fokus pada peningkatan kualitas infrastruktur pendidikan menjadi pilihan yang strategis, di samping melengkapinya dengan tenaga kependidikan dan non-kependidikan yang memiliki integritas tinggi.

Tenaga yang beritegritas itulah yang melahirkan manusia-manusia unggul yang kelak menjadi mesin penggerak bagi munculnya peradaban baru itu. Episentrum peradaban baru bukan sesuatu yang instan apalagi spontan.

Melainkan sesuatu yang diupayakan dengan kemauan yang tinggi dan butuh proses yang panjang serta bertalian erat dengan sejarah perjalanan sebuah masyarakat.

Masyarakat NTT punya kapasitas untuk melahirkan episentrum peradaban baru. Sudah banyak tokoh penting yang lahir dari rahim NTT. Hanya saja, geografi NTT yang berbentuk kepulauan menyebabkan peradaban NTT banyak ragamnya dan masing-masing tidak berupaya untuk saling mengungguli.

Dan memang tidak perlu saling mengungguli karena peradaban bertumpu pada kompleksitas yang dihadapi oleh masing-masing masyarakat, dan karena itu bersifat relatif. Oleh karena itu episentrum baru peradaban lebih dimaksudkan sebagai upaya untuk melahirkan capaian-capaian pembangunan, yang dengan capaian itu bisa mengangkat derajat sebuah masyarakat.

Masyarakat yang berhasil entas dari keterbelakangan dan mampu menghasilkan capaian pembangunan akan menjadi pusat peradaban baru yang maju. Kita berharap, mimpi Ali Taher bisa in actu sehingga kita bisa melihat di mana letak episentrum peradaban itu.

Akhirnya, dengan melihat prasyarat yang ada, kita yakin bahwa episentrum baru peradaban di NTT, seagaimana yang dicita-citakan oleh Ali Taher, akan bisa ditemukan. Tetapi patut diingat bahwa tidaklah mungkin kita bisa memutus mata rantai kesejarahan manusiawi saat kita membangun peradaban baru.

Artinya peradaban itu bersifat dinamis, berkesinambungan dan saling berhubungan. Perdaban baru bukan berasal dari ruang yang kosong. Wallahu a'alamu bish-shawab..(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved