379 Koperasi Terdampak Corona Pemda NTT Tidak Intervensi
Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Koperasi Ketenagakerjaan dan Transmigrasi mencatat sebanyak 379 koperasi terdampak wabah Corona ( Covid-19)
POS-KUPANG.COM | KUPANG -Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Koperasi Ketenagakerjaan dan Transmigrasi mencatat sebanyak 379 koperasi terdampak wabah Corona ( Covid-19). Sekitar 20 persen dari total 3.822 koperasi aktif. Beberapa koperasi di antaranya terancam gulung tikar dan kolaps.
"Angka ini bisa bergerak naik atau turun, tergantung penanganan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi NTT Sylvia Peku Djawang di Kupang, Jumat (19/6/2020).
Sebelum pandemi Corona, kata Sylvia, koperasi berjalan baik dan sekarang kondisinya melambat. "Aspek penilaiannya setiap koperasi yang terdampak tentu berbeda-beda, sangat bergantung pada dinas kabupaten/kota. Mereka yang melakukan pemantauan," katanya.
• Anggota Koperasi Berharap Ada Keringanan Angsuran
Sylvia menyebut total koperasi di NTT ada 4.185 unit. Koperasi tidak aktif sebanyak 363 unit. Dominan merupakan koperasi konsumtif seperti koperasi simpan pinjam, bukan koperasi produktif. "Karenanya masih banyak aspek yang harus kita kejar atau push (dorong)," ujar Sylvia.
Menurutnya, banyak koperasi yang bergerak di simpan pinjam (konsumtif), maka saat pandemi seperti sekarang ini tentu dampaknya adalah pada aspek pengembalian uang pinjaman. "Otomatis kalau ngga ada pengembalian dari anggota maka tentu tak ada penumpukan dana sehingga bagaimana akan melayani peminjaman kembali," tandasnya.
Ia mengatakan, pihaknya akan melihat persoalan yang dihadapi setiap koperasi dan memberikan saran. "Pemerintah hanya sebatas memberikan saran kepada koperasi dimaksud, mungkin bisa melakukan relaksasi pinjaman seperti penundaan pengembalian atau mungkin restrukturisasi atau perhitungan kembali," imbuh Sylvia.
"Aspek kelunakan diharapkan bisa dilakukan oleh koperasi dan kami pemerintah hanya sebatas menyarankan. Kami tidak bisa melakukan intervensi lebih jauh karena ada independensi koperasi," tambahnya.
Data yang diperoleh dari Dinas Koperasi, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi NTT, daerah terbanyak koperasi terdampak Corona adalah Kabupaten
Nagekeo dengan 69 unit.
Kemudian disusul Sikka 46 koperasi, Belu 43 koperasi, Flores Timur 28 koperas, Kabupaten Kupang 25 koperasi. Sedangkan kabupaten dengan koperasi terdampak Corona terendah yaitu Malaka (nol) dan Sumba Timur 2 koperasi.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Frids Tobo mengatakan, belum ada koperasi yang kolaps akibat Corona.
"Memang harus diakui Corona berdampak pada koperasi. Tetapi tidak sampai membuat koperasi tutup atau kolaps," katanya.
Frids menyebut ada 133 koperasi di TTS, mayoritas koperasi simpan pinjam. "Intervensi pemerintah belum masih sangat minim. Namun kita tetap melakukan monitoring terhadap keuangan dan pembinaan koperasi," katanya.
Omzet Menurun
Dampak Corona dirasakan KSP Kopdit Swasti Sari. Manager KSP Kopdit Swasti Sari Yohanes Sason Helan mengaku sangat berpengaruh pada aktivitas transaksi sehingga berdampak pada omzet (pendapatan).
Ia membeberkan, pada bulan Maret dan April terjadi penurunan berbagai aspek, perkiraan berkisaran 10 sampai 12 persen. Namun, pada bulan Mei sudah mulai normal. "Kami mengharapkan bulan Juni dan seterusnya normal kembali," ucap Yohanes saat ditemui, Selasa (23/6).