Siswi di Ngada Pinjam HP, Sulit Cari Signal, Hingga Pinjam Uang Tetangga Beli Pulsa Demi KBM Online
BM) secara online gencar dilakukan sejak pandemi Covid-19. Proses KBM secara online sebagai dampak pandemi Covid -19 tentu tid
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara online gencar dilakukan sejak pandemi Covid-19. Proses KBM secara online sebagai dampak pandemi Covid -19 tentu tidak semudah yang dibayangkan.
Bagi wilayah yang sudah maju, memiliki handphone (Hp) android bukan masalah. Tetapi, bagi masyarakat di daerah terpencil hal ini sangat sulit dan menyedihkan. Bagi keluarga yang mampu, bisa saja HP menjadi sebuah kebutuhan dan keharusan.
Namun tidak bagi keluarga yang ekonomi pas-pasan. Pilihannya mau membeli HP android, pulsa atau membeli kebutuhan Sembako untuk keluarga.
Hal ini sangat menyulitkan. Jika ada Hp signalnya tidak ada, terpaksa harus berjalan kaki hingga belasan kilo meter untuk mendapatkan signal dan jaringan internet.
Hal ini dialami oleh seorang siswi SMA di pedalaman Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Kampung Kisaraghe Desa Nabelena Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten Ngada.
Siswi itu adalah Maria Oktaviana Nata. Maria merupakan siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Mauponggo di Kabupaten Nagekeo.
Sejak pandemi Covid-19 sekolah mereka diliburkan, tetapi aktivitas KBM tetap dilakukan via daring atau online.
Berada di daerah terpencil yang susah signal, tentu sangat sulit bagi Maria untuk mengikuti KBM secara online.
Yang lebih menyedihkan lagi, Maria tak mempunyai HP android. Pilihannya adalah membeli HP atau membeli beras untuk kebutuhan sehari-sehari. Semua serba sulit disaat pandemi Covid-19.
Dilahirkan ditengah keluarga yang berpenghasilan pas-pasan Maria tidak pernah memaksa kedua orangtuanya untuk membelikan HP android.
HP android hanya dimiliki sang ayah. Terpaksa, Maria meminjam HP ayahnya ntuk mengikuti KBM online.
Ayah Maria, Florianus Longa merupakan pekerja batu bata merah dan sang ibu, Maria Goreti Nadu merupakan seorang ibu rumah tangga.
Selama pandemi Covid-19, sang ayah tak lagi melaksanakan aktivitas normal seperti biasanya sehingga berpengaruh pada penghasilan keluarga.
Semangat Maria untuk tidak ketinggalan mata pelajaran terus dilakukan. Setelah meminjam HP sang ayah, Maria harus berupaya mencari uang untuk mengisi pulsa internet.