Amarah Susi Pudjiastuti Dijuluki Kadrunwoman: Panggil Saya Kadrun Cebong Monyet Pun Tak Masalah

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dijuluki sebagai Kadrunwomen oleh seorang netizen.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
KOMPAS.com/Ambaranie Nadia
Susi Pudjiastuti. 

Amarah Susi Pudjiastuti Dijuluki Kadrunwoman: Panggil Saya Kadrun Cebong Monyet Pun Tak Masalah

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dijuluki sebagai Kadrunwomen oleh seorang netizen.

Julukan tersebut disematkan untuk Susi Pudjiastuti dari netizen dengan akun Twitter @sudiar_bambang.

Julukan sebagai kadrunwomen itu dilontarkan saat Susi Pudjiastuti menyoroti kasus Anak Buah Kapal ( SBK ) Indonesia di Kapal China.

Awalnya, Susi Pudjiastuti mengunggah berita BBC.com soal 

"BBC News Indonesia | ABK Indonesia di kapal China: 'Tidur hanya tiga jam, makan 'umpan ikan', hingga pengalaman pahit yang sulit dilupakan melarung jenazah teman," tulis Susi via akun Twitter-nya @susipudjiastuti. 

Dari sekian banyak netizen yang ikut berkomentar, ada seorang pengguna Twitter bernama @sudiar_bambang.

@sudiar_bambang yang menyebut Susi Pudjiastuti sebagai kadrunwadon. 

"Lama-lama ibu ini kadrunwadon. Anda enggak cocok ceriwis begini bu. Kembalilah seperti ibu Susi yang dulu," tulis akun @sudiar_bambang via Twitter. 

VIDEO – Pasien Covid-19 di NTT Kini 18 orang. Dua Diantaranya dari Kabupaten Rote Ndao

Orangtua Klaster Magetan Ende Sedih Anak Karantina di KLK Nakertrans, Sudah Pindah ke Hotel

Cuitan tersebut rupanya langsung ditanggapi Susi Pudjiastuti.

Pemilik maskapai Susi Air itu menyebut @sudiar_bambang ngelindur.

"Kadrunwadon? Itu BBC juga kadrun? Saya pikir kamu ngelindur atau salah makan," balas @susipudjiastuti. 

Susi Pudjiastuti juga mengatakan tidak masalah dirinya dijuluki kadrun, cebong, atau monyet sekalipun.

"Saudara namakakan saya kadrun, cebong, monyet sekalipun tidak masalah!" tulis Susi Pudjiastuti

Sebab menurutnya yang terpenting adalah memperjuangkan keselamatan ABK yang saat ini permasalahannya tengah menjadi sorotan publik.  

"Otak yang ada di dalam kepala ini saya banggakan karena kehebatannya tidak nyampai level otak Saudara & berpikir kapal ikan pelaku IUUF yang melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap anak-anak kita adalah bagian dari negara kita," tulisnya lagi.

Tidak berapa lama, akun @sudiar_bambang pun meminta maaf kepada Susi Pudjiastuti.

Ia malah menilai Susi Pudjiastuti masih yang terbaik sampai saat ini.

Kepsek SMP Katolik Sumba Barat, Penentuan Kelulusan Siswa Berdasarkan Nilai Semester I-V

Komentar Susi Pudjiastuti di Postingan Rizal Ramli Curi Perhatian, eks Menteri Kelautan Bela Rizal?

"Maaf dan terima kasih banyak yang terhormat ibu @susipudjiastuti, akhirnya dapat komen balasan dari ibu walaupun berupa omelan. Karena kemarin-kemarin saya komen ibu enggak dibalas alias dicuekin. Tadinya saya pikir ibu juga enggak balas lagi. Maaf ya bu. Tetap bagi saya ibu @susipudjiastuti masih the best," kata @sudiar_bambang. 

* Kapal China Buang dan Lempar Jenazah ABK Asal Indonesia ke Samudera Pasifik, Videonya Viral

Media Korea Selatan mengungkap bagaimana jenazah ABK asal Indonesia dibuang ke laut oleh Kapal China.

Video yang dirilis oleh stasiun MBC itu diulas oleh Youtuber Jang Hansol di kanal-nya, Korea Reomit, pada Rabu waktu setempat (6/5/2020).

Dalam video itu, kanal MBC memberikan tajuk "Eksklusif, 18 jam sehari kerja. Jika jatuh sakit dan meninggal, lempar ke laut".

 "Video yang akan kita lihat habis ini adalah kenyataan pelanggaran HAM orang Indonesia yang bekerja di kapal China," ujar Hansol menirukan penyiar tersebut

Dalam video itu, disebutkan MBC mendapatkan rekaman itu setelah kapal tersebut kebetulan tengah bersandar di Pelabuhan Busan.

Intip Dapur Sederhana Susi Pudjiastuti, Mantan Meneri KKP Ajak Makan Ikan Saat Pendemi Corona

Susi Pudjiastuti Bagikan Resep Makanan Cegah Virus Corona, Eks Menteri Kelautan: Saya Tenggelamkan

Berdasarkan terjemahan yang disampaikan oleh Hansol, orang-orang Indonesia itu meminta bantuan kepada pemerintah Korea Selatan dan media setempat.

Pada awalnya, pihak televisi tidak bisa memercayai rekaman tersebut.

Apalagi ketika hendak dilakukan pemeriksaan, kapal itu disebutkan sudah kembali berlayar.

Dalam terjemahan yang dipaparkan Hansol, pihak televisi menyatakan dibutuhkan adanya penyelidikan internasional untuk memastikan kabar itu.

Dalam berita, video itu disebutkan bertanggap 30 Maret di Samudera Pasifik bagian barat, di mana terdapat sebuah kotak dibungkus kain merah.

Berdasarkan terjemahan dari Hansol, kotak yang ditempatkan di geladak kapal adalah Ari, pria yang berusia sekitar 24 tahun.

Disebutkan bahwa dia sudah bekerja lebih dari satu tahun dan meninggal.

Di video, nampak seorang kru mengguncang dupa dan menaburkan cairan sebagai bentuk upacara pemakaman di sana.

"Apa kalian (ada yang ingin disampaikan) lagi? Tidak? Tidak?" tanya seorang kru kepada orang yang berada di bagian atas kapal.

Susi Pudjiastuti Sorot Luhut Pandjaitan Yang Datangkan Wisatawan China Korsel hingga Jepang

Petugas Posko Perbatasan Aewoe Mengeluh Soal Ini

Setelah melakukan "upacara" tersebut, jenazah kemudian dibuang ke tengah laut.

"Dan Mas Ari menghilang di tempat yang kita tidak tahu kedalamannya," kata Hansol menirukan pembawa suara.

Dalam video tersebut, sebelum Ari meninggal, sebelumnya sudah ada Al Fatah yang disebut berusia 19 tahun dan Sepri (24), di mana mereka juga dibuang ke laut ketika meninggal.

Setelah itu, MBC menayangkan surat pernyataan yang ditandatangani oleh para ABK, di mana terdapat bagian terdapat penanganan jika mereka wafat.

Dalam bagian yang ditandai warna oranye, terdapat kesepakatan jika sampai terjadi musibah dan wafat, maka jenazahnya akan dikremasi.

Nantinya, proses kremasi itu akan dilaksanakan ketika kapal bersandar di suatu tempat, dengan catatn abunya akan dipulangkan ke Indonesia.

Apalagi dalam kesaksian salah satu kru kapal yang wajahnya diburamkan, dia mengaku bahwa jenazah mereka akan dikremasi di tempat terdekat.

Dalam surat itu, terdapat juga pernyataan mereka akan diasuranksikan sebesar 10.000 dollar AS, sekitar Rp 150 juta, yang akan diserahkan kepada ahli waris mereka.

Setelah, Hansol mengartikan bagian selanjutnya di mana ada yang bersaksi tempat kerja mereka cukup buruk dan terjadi eksploitasi tenaga kerja.

Dikatakan bahwa rekan kerja yang meninggal itu dilaporkan sudah sakit selama satu bulan. Disebutkan bahwa korban awalnya kram.

Setelah itu menurut pria yang bersaksi di video, rekannya itu mengalami pembengkakan di bagian kaki, sebelum menjalar ke tubuh dan mengalami sesak.

Dalam tayangan itu, disebutkan bahwa pelaut dari China minum air botolan dari tanah. Namun kru Indonesia diminta minum air laut.

Seorang pelaut yang bersaksi mengungkapkan, dia merasa pusing karena tidak bisa untuk meminum air laut, dan mengaku seperti ada dahak yang keluar dari tenggorokan.

Dalam tayangan itu, disebutkan bahwa mereka bekerja sehari selama 18 jam, di mana si pelaut menuturkan dia pernah berdiri selama 30 jam.

Kemudian mereka mendapat enam jam untuk makan, di mana pada waktu inilah, saksi mengungkapkan mereka memanfaatkannya untuk duduk.

Penyiar memaparkan bahwa setiap staf kapal bekerja di lingkungan yang mirip dengan perbudakan.

Pengacara dari Pusat Hukum Publik Kim Jong-cheol menyatakan ada eksploitasi dan pengaturan yang mengikat mereka.

Selain itu, Pengacara Kim menjelaskan bahwa ada kemungkinan paspor mereka disita dan terdapat uang deposit agar meeka tidak beursaha kabur.

Selama bekerja di sana selama sekitar 13 bulan, lima kru kapal itu menerima gaji sekitar 140.000 won, atau sekitar Rp 1,7 juta.

Jika dibagi per bulan, para pelaut itu hanya menerima sekitar Rp 11.000 won, atau Rp 135.350. Kapal itu disebut adalah kapal penangkap tuna.

Namun dalam beberapa kesempatan, disebutkan mereka bisa menangkap hiu, di mana hewan itu akan ditangkap menggunakan tongkat panjang.

Setelah itu, mereka akan memotongnya di mana sirip hiu dan bagian tubuh lainnya akan disimpan di dalam kapal secara terpisah.

Aktivis lingkungan Korea Selatan Lee Yong-ki mengatakan, kabarnya bisa lebih dari 20 ekor hiu yang ditangkap setiap hari.

Dia menuturkan ada kabar bahwa terdapat 16 kotak sirip hiu.

Jika satu kotak beratnya 45 kilogram, maka ada sekitar 800 kilogram.

Dalam laporan itu, disebutkan kelompok pemerhati lingkungan hidup yakin, kapal tersebut khawatir jika aktivitas ilegal mereka ketahuan.

Karena itu, jika terjadi kematian di antara ABK, mereka akan terus melanjutkan operasi mereka tanpa harus bersandar di pelabuhan.

Menurut Lee, dia menduga karena terlalu banyak sirip hiu, maka kapal tersebut tidak bisa berlama-lama berada di suatu tempat.

Sebab, jika sampai diperika oleh biro pelabuhan atau bea cukai, mereka akan mendapat sanksi berat karena kegiatan mereka.

Pada pekerja yang merasa tidak puas dilaporkan pindah ke kapal lain dan tiba di Pelabuhan Busan pada 14 April, namun harus menunggu selama 10 hari.

Saat menunggu itulah, seorang pelaut dikabarkan mengeluh sakit di dada, dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, di mana dia meninggal pada 27 April.

Kelompok HAM yang menyelidiki kematian empat orang di kapal kemudian melaporkannya kepada Garda Penjaga Pantai Korea Selatan (KCG), untuk segera menginvestigasinya.

Seoul dilaporkan bisa melakukan investigasi karena pada 2015, mereka meratifikasi perjanjian internasional untuk mencegah perdagangan manusia.

Termasuk di dalamnya kerja paksa dan eksploitasi seksual.

Namun dua hari setelah peristiwa itu, kapal tersebut langsung meninggalkan lokasi sehingga investigasi tak bisa dilanjutkan.

Untungnya, demikian terjemahan yang dipaparkan Hansol, masih ada pelaut yang berada di Busan, di mana mereka ingin melaporkan pelanggaran HAM yang mereka terima.

Kru tersebut dilaporkan sudah meminta pemerintah Korea Selain untuk menggelar penyelidikan menyeluruh, di mana mereka mengaku ingin memberi tahu dunia tentang apa yang mereka alami.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Video Jenazah ABK asal Indonesia di Kapal China Dilempar ke Laut", https://www.kompas.com/global/read/2020/05/06/190309270/viral-video-jenazah-abk-asal-indonesia-di-kapal-china-dilempar-ke-laut?page=all#page2.
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved