Pertemuan G20 di Labuan Bajo, Amerika Bangunkan Hotel Sendiri untuk Delegasinya

Terkait pertemuan G20 di Labuan Bajo, Amerika bangunkan hotel sendiri untuk delegasinya

Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/SERVATINUS MAMMILIANUS
Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, saat hadir ikut rapat di Kantor Bupati Manggarai Barat, Kamis (13/2/2020). 

Terkait pertemuan G20 di Labuan Bajo, Amerika bangunkan hotel sendiri untuk delegasinya

POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Terkait Pertemuan G20 yang berlangsung di Labuan Bajo tahun 2023 mendatang akan dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara di dunia.

Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, menyampaikan bahwa Amerika membangun hotel sendiri untuk menerima delegasinya yang hadir kegiatan G20 itu.

Ini Awal Mula Penangkapan Nelayan Pengebom Ikan Asal Sikka di Perairan Flotim

"Pada tahun 2023, kita akan jadi tuan rumah untuk seluruh pemimpin negara di dunia yang datang ke Labuan Bajo. Tidak datang ke Jakarta. Amerika mau bangun sendiri hotelnya, tidak mau hotel dari kita. Saya bilang oke you bangun asal tenaga kerjanya dari NTT," kata Josef.

Dia menambahkan, bila tenaga kerja asal NTT dinilai belum bagus maka harus dilatih agar bagus.

Wakil Gubernur menyampaikan itu saat hadir dalam rapat rencana kerja pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tana Naga Mori di ruang rapat Bupati Manggarai Barat (Mabar), Kamis (13/2/2020) di Labuan Bajo.

Babinsa di Aesesa Nagekeo dan Warga Bersihkan Saluran Irigasi

Pada kesempatan itu dia juga menyampaikan agar dalam kaitan dengan KEK, tenaga kerja lokal harus dimanfaatkan. (Laporan reporter POS-KUPANG.COM, servatinus mammilianus)

* Ibu Negara Iriana Tampil Menawan di G20 JEPANG

Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara G20 di Osaka Jepang, Jumat (28/6/2019), didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Di sela KTT tersebut Iriana Joko Widodo mengikuti Spouse Program bersama ibu negara-ibu negara lainnya yang menghadiri KTT G20 Osaka Jepang.

Walau dalam acara tersebut para ibu negara lain mengenakan summer dress berupa baju terusan selutut, Iriana tetap memilih pakaian nasional Indonesia berupa baju kurung, kain dan selendang batik. Ibu Negara Iriana Joko Widodo terlihat menawan mengenakan kain batik.

Pilihan busana memang bisa menjadi siasat soft diplomasi yang elegan. Hal itu pula yang tampaknya ingin ditunjukkan oleh Iriana Joko Widodo dalam acara tersebut.

Desainer batik Iwet Ramadhan yang menaruh perhatian pada baju nasional mengapresiasi pilihan busana tersebut.

“Yang dilakukan Ibu Iriana adalah bentuk diplomasi. Ia memakai kain batik dan baju kurung pendek, bukan kebaya Jawa. Ditambah lagi sanggulnya juga bergaya modern. Yang dia tunjukkan Indonesia, bukan hanya Jawa,” ujar Iwet ketika dihubungi Kompas.com (29/6/2019).

Menurut Iwet, pilihan motif batik yang dipakai Iriana juga tidak sembarangan karena memiliki filosofi seorang pemimpin, yakni Parang Buketan.

Parang sebenarnya ciri khas batik pedalaman seperti Jogja dan Solo yang biasa dipakai para raja, ratu, atau anak-anaknya. Namun, motif buketan berasal dari Pekalongan.

“Ibu Iriana cerdas karena memilih parang buketan yang ada sisi lembutnya dari motif kain itu. Maknanya membalut kekuatan dalam satu bentuk lebih feminin,” paparnya.

Walau Parang Buketan adalah ciri batik Pekalongan, menurut Iwet, kemungkinan batik itu dibuat di Solo, Jawa Tengah.

“Tebakanku kain itu dibuat di Solo karena ibu sering berbelanja kain di sana,” imbuhnya.

Sementara untuk selendang batiknya, menurut Iwet, adalah batik pesisir karena motifnya memiliki tumpal.

Sikap yang disampaikan melalui pilihan busana tersebut, lanjut Iwet, merupakan komunikasi tingkat tinggi, terlebih di tengah fenomena kekhawatiran akan terkikisnya budaya asli Indonesia karena isu identitas belakangan ini.

“Pilihan memakai pakaian nasional itu adalah cara memberi contoh tanpa harus ngomong. Pak Jokowi  dan ibu adalah orang yang filosofis, tidak mungkin mereka muncul dengan pakaian tersebut tanpa ada pesannya,” kata Iwet.

Jokowi di KTT G20

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana beserta rombongantiba di Osaka, Jepang,  Jumat (28/6/2019) pukul 07.30 waktu setempat.

Begitu turun dari pesawat kepresidenan Indonesia-1, Jokowi dan Iriana disambut oleh Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Toshiko Abe dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Arifin Tasrif.

Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan rombongan tiba di Bandar Udara Internasional Kansai, Osaka, pada Jumat, (28/6/2019) pukul 07.30 waktu setempat. Kedatangan Presiden ke Jepang kali ini dimaksudkan dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. (Biro pers setpres via Kompas.com)
Presiden beserta rombongan kemudian langsung menuju ke salah satu hotel di Osaka untuk beristirahat sejenak sebelum mengikuti serangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan pertemuan bilateral.

Di lobi hotel, Presiden disambut sejumlah menteri Kabinet Kerja, yakni Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong.

Inovasi Teknologi Ekonomi hingga Dampak Perang Dagang

Dalam keterangan pers sebelum bertolak ke Jepang, Kamis malam, Presiden Jokowi mengatakan, ada beberapa hal yang akan dibahas ketika Indonesia menjadi pembicara dalam KTT G20.

“Pertama berkaitan dengan inovasi digital ekonomi dan mengatasi kesenjangan,” ujar Presiden Jokowi di halaman Base Ops Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Selain itu, di depan banyak kepala negara yang hadir, Presiden Jokowi juga akan menyinggung dampak perang dagang antara China dengan Amerika Serikat bagi negara-negara lain.

“Saya ingin mengingatkan kepada kolega-kolega kita yang hadir, baik perdana menteri, presiden, raja-raja, di G20 terkait situasi dunia yang dipenuhi ketidakpastian dengan isu perang dagang. Saya berharap negara-negara G20 bisa menunjukkan kearifan sehingga situasi yang ada menjadi lebih baik untuk kita semua,” ujar Jokowi.

Presiden Jokowi juga diagendakan mengadakan 14 pertemuan bilateral. Namun, Jokowi tidak yakin seluruh pertemuan itu dapat terwujud. Sebab, waktunya di Osaka sangat singkat, hanya dari Jumat pagi hingga Sabtu siang keesokan harinya. 

“Sabtu siang kan sudah kembali ke Jakarta. Pengaturannya belum tahu, karena waktunya mepet,” ujar Presiden.

(kompas.com/Lusia Kus Anna/Fabian Januarius Kowado)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved