Ansy Lema Ingin Lahan Kering di NTT Diberdayakan, Tanam Tanaman Bernilai Ekonomis

Anggota DPR RI Ansy Lema ingin lahan kering di NTT diberdayakan, tanam tanaman bernilai ekonomis

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI
Ansy Lema Anggota Komisi IV DPR RI Dapil NTT II saat diskusi dan Konsultasi Publik bertajuk Kemiskinan dan Pola Pengembangan Lahan Kering di Kantor DPD Perwakilan Provinsi NTT, Selasa (7/1/2020). 

Anggota DPR RI Ansy Lema ingin lahan kering di NTT diberdayakan, tanam tanaman bernilai ekonomis

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Nusa Tenggara Timur ( NTT) II, Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema ingin agar lahan kering di NTT diberdayakan dengan diolah secara lebih baik dan ditanami tanaman yang bernilai ekonomis.

Politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Ansy ini menilai selama ini lahan kering di provinsi NTT tersebut tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah.

Gandeng Anak Taman Kanak-kanak, Ini yang Dilakukan Polres Kupang Kota

Hal itu disampaikan Ansy dalam diskusi dan konsultasi publik bertajuk 'Kemiskinan dan Pola Pengembangan Lahan Kering di NTT' yang berlangsung di Gedung DPD Perwakilan Provinsi NTT, Selasa (7/1/2020).

Diskusi dan konsultasi publik bersama Ansy Lema ini dihadiri beberapa pimpinan OPD terkait tingkat Provinsi NTT, yakni Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Yohanis Oktovianus, Kepala Dinas Peternakan, Dani Suhadi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT, Ganef Wurgiyanto, sejumlah anggota DPRD NTT, dari Fraksi PDIP NTT dan para undangan.

Dia katakan, gebrakan baru untuk memberdayakan lahan kering di NTT harus segera dilaksanakan. Mengingat 50 persen lebih, penduduk miskin di NTT merupakan petani.

Empat Jam Lebih KM Bukit Siguntang Terombang-Ambing

Ansy Lema menggagas ide mengatasi kemiskinan di NTT dengan pertanian lahan kering. Ia meminta Kementan menggagas roadmap dengan fokus memberdayakan petani lahan kering di NTT.

Menurutnya kemiskinan di NTT adalah kemiskinan petani. "Mayoritas petani adalah petani lahan kering," ungkap mantan aktivis Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) ini.

Menurut Ansy, dalam rapat kerja bersama Menteri Pertanian RI pada November 2019 lalu, dirinya telah mengangkat soal lahan kering di Provinsi NTT. "Saat rapat bersama Menteri saya sudah bicara soal lahan kering dan saat itu mendapat respon dari pak menteri," kata Ansy.

Ansy menjelaskan, sejak awal ditugaskan partai menjadi anggota Komisi IV DPR RI, ia merasa awam dengan bidang komisi tersebut, yakni pertanian, perikanan, kehutanan dan kelautan.

"Karena itu, saya harus belajar soal bidang-bidang tersebut. Dalam diskusi ini, saya butuh masukan dan saran dari peserta diskusi agar apa nanti yang saya perjuangkan di pusat itu sesuai aspirasi dari masyarakat," katanya.

Ansy menjelaskan, kondisi lahan kering di NTT yang keras dan berbatu, sulit untuk diolah secara tradisional, bahkan dengan traktor pun masih sulit, karena itu butuh alat yang lebih besar yakni exavator.

Ansy menegaskan menghadapi kondisi tanah di NTT masyarakat butuh alat dan negara harus memerhatikan itu.

"Selama ini orang bilang di NTT itu banyak lahan tidur, petani tidur, saya bilang tidak! Yang terjadi itu negara yang tidur. Bagaimana petani bisa bekerja kalau dia tidak punya alat," tegas Ansy.

Menurutnya, ketika menjadi anggota DPR RI terutama menangani komisi IV hal pertama yang ia suarakan yakni bagaimana menyediakan exavator untuk membuka lahan pertanian.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved