Gelombang Tinggi di Perairan NTT

Empat Jam Lebih KM Bukit Siguntang Terombang-Ambing

Akibat gelombang tinggi di Perairan NTT, empat jam lebih KM Bukit Siguntang terombang-ambing

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Eginius Mo'a
Kapal penumpang, KM Bukit Siguntang berputar di sekitar Pelabuhan Lorens Say, Maumere, Pulau Flores, Selasa (7/1/2020) siang. 

 Akibat gelombang tinggi di Perairan NTT, empat jam lebih KM Bukit Siguntang terombang-ambing

POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Kapal angkutan penumpang, KM Bukit Siguntang milik PT Pelni, Selasa (7/1/2020)  pagi hingga  siang terombang-ambing selama empat  jam lebih  tak bisa  sandar di   Pelabuhan  Lorens  Say Maumere, Pulau  Flores.

Kepala Cabang  PT  Pelni  Maumere, Samto,  kepada wartawan  di  dermaga   Pelabuhan Lorens  Say  menjelaskan  sejak kapal  tiba    sekitar  pukul 08.30  Wita, mendekat  dermaga  pukul  09.00  Wita dan  bisa sandar  pada pukul   12.20  Wita.

Alumni FH Undana Bangga Daniel Feokh Jadi Hakim Konstitusi

Menurut  Samto, kejadian ini sema-mata karena tiupan angin kencang berkecepatan  30 knots   menyebabkan  empat kali  tali  depan dan  belakang  putus.

Penumpang  KM Bukit  Siguntang menunggu keberangkatan di  Terminal Pelabuhan  Lorens  Say, Maumere, Pulau  Flores, Selasa (7/1/2020) siang.
Penumpang KM Bukit Siguntang menunggu keberangkatan di Terminal Pelabuhan Lorens Say, Maumere, Pulau Flores, Selasa (7/1/2020) siang. (POS-KUPANG.COM/Eginius Mo'a)

Ia  menegaskan, tidak  ada penyebab yang lain  membuat kapal  tidak bisa  sandar secara  baik di dermaga.  Ia  mengakui  banyak  penumpang  kapal  risau  dengan  kejadian   ini, namun semata-mata    faktor cuaca  angin  bertiup  sangat kencang.

FMPGWS Siap Bantu Pemerintah Manggarai Barat Terkait Eksplorasi Geothermal Wae Sano

Pantauan  pos-kupang.com,  Selasa siang, ketika  kapal sandar  di  dermaga,petugas   PT Pelni dan Otoritas  Pelabuhan  Lorens  Say dibantu KP3   Laut  menjaga  di  tangga  turun dan  tangga naik kapal. Hilir mudik buruh darat   yang akan  naik  ke   kapal  berlangsung tertib, tak  seperti kondisi  sebelumnya,  ketika  kapal  sandar para buruh saling berebutan  naik ke kapal.

Pemandangan ini  kemungkinan  setelah  kematian  buruh darat,  Yohanes  Renggo, terbawa kapal kemudian nekat  melompat  dari  KM Umsini, Sabtu   (4/1/2020)  petang.   Renggo menemui  ajalnya ketika berenang ke dermaga pada saat  gelombang  dan angin  kencang. (laporan reporter pos-kupang.com, eginius mo’a)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved