Ansy Lema Ingin Lahan Kering di NTT Diberdayakan, Tanam Tanaman Bernilai Ekonomis
Anggota DPR RI Ansy Lema ingin lahan kering di NTT diberdayakan, tanam tanaman bernilai ekonomis
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Ansy mengakui dirinya butuh dinas terkait dan para ahli atau akademisi untuk memberi masukan untuk ia perjuangkan agar pertanian di NTT bisa bertumbuh dengan baik dan memberikan dampak yang luas.
"Saya sudah hitung exavator itu kalau dipakai untuk membuka lahan dua hektare, kerja tiga atau empat hari biayanya bisa 30 juta rupiah, ini bisa terlaksana dengan baik kalau ada keberpihakan anggaran," ungkapnya.
Ansy Sebut Ahok Bakal Bantu
Selanjutnya, Ansy menceritakan, Ketua Umum PDIP Perjuangan, Ibu Megawati Soekarno Putri, sebenarnya menugaskan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok untuk membantu memberdayakan lahan kering di NTT.
Namun, karena Ahok dipercayakan oleh Negara menjadi Komisaris Utama Pertamina maka Ahok akan membantu dengan cara lain, yakni memastikan bahwa bahan bakar untuk exavator selalu tersedia dan jangan sampai sudah dicari.
"Bapa ibu sekalian kerja saya ada tiga, kerja akademis, politis. Kerja akademis, saya perkuat gagasan lewat bapa ibu akademisi atau para ahli, kerja politis, di komisi IV saya harus bisa mempegaruhi kebijakan yang ujungnya pada keberpihakan dalam anggaran pengelolaan lahan kering," ungkapnya.
NTT Dominan Lahan Kering
Direktur Pembiayaan ,Kementerian Pertanian, Ir. Indah Megawati mengatakan, luas lahan kering di NTT. mencapai tiga juta hektare lebih dan belum dimanfaatkan secara baik sehingga belum memberikan dampak yang luas.
Dikatakannya, pemerintah Jokowi menaruh perhatian pada sektor pertanian
"Pak Jokowi sangat fokus sekali dengan pertanian, karena suatu negara yang kuat, masyarakatnya harus kenyang," ungkapnya.
Menurutnya, wilayah NTT lahan keringnya dominan. Dia katakan selama ini pemerintah selalu fokus di lahan basah, tapi sekarang ini mulai beralih untuk melihat lahan kering.
Dikatakan, dengan diskusi itu,maka bisa diperoleh informasi ,bagaimana petani di NTT mendapat pembiayaan yang murah.
"Diskusi ini dibutuhkan sehingga arah dan kebijakan pengelolaan lahan kering bisa terwujud. Petani kecil harus dibiayai, selama ini mereka jadi obyek, tapi kita balik sebagai subyek sehingga mereka bisa mengusahakan usaha tani mereka dengan baik demi meningkatkan ekonomi," jelasnya.
Dia mengakui, petani juga takut ke perbankan atau ke bank, karea, jika datang ke bank pasti yang ditanyai pertama adalah adakah jaminan.
"Karena itu, kita harus jembatani agar petani bisa berusaha dan bersama dengan lembaga pembiayaan. Kita bisa memberikan pembiayaan yang murah dan mudah," ungkapnya.