Berita Cerpen
Cerpen Maria Hebi: Oh Love of My Life
Oh Love of My Life. Ah, Angie manisku. Mampukah aku melupakanmu dengan kebebasanku yang kian terpenjara ini?
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Senja makin meranum ketika aku harus berhenti, menyeduh tetesan air redakan dahaga jiwa.
Sebab aku terlampau jauh berjalan, jejaki kepingan kisah yang pernah kita tinggalkan.
Di tanah merdeka, tanah tak bertuan yang kini telah menjadi kering dan tandus. Entah mengapa, senja selalu saja memanggil rindu yang telah kusimpan rapi di dalam relung hati ini.
• Ini 9 Pekerja Seks ( PS ) yang Paling Terkenal di Dunia Dan Memiliki Bayaran Tertinggi
Aroma angin yang berhembus ingatkanku pada malam itu, ketika tangan kita berpaut dalam diam berbalut rasa yang menggelora dan jiwa kita merekat oleh pesona nyanyian surgawi para malaikat.
Kehadiranmu adalah dawai yang melantunkan melodi di antara gemintang dan redup malam. Kau mainkan peran seperti peri yang beterbangan dan hinggap di bahuku, menggelitik telingaku dengan bisikan manja dan syahdu.
Kita larut dalam rasa yang tak terbilang, oleh kenikmatan yang tak terucap bibir. Kita menjadi gagu oleh cinta yang bermekaran. Sama seperti danau memantulkan redup cahaya bintang, ia tetap indah meski tak bicara.
Ah, Angie manisku. Mampukah aku melupakanmu dengan kebebasanku yang kian terpenjara ini? Aku tetap di sini, menemani gazebo tua di pojok halaman depan rumahku. Dalam sepi temaram lampu taman dan gemerisik air di kolam, imajinasi menghantarku pada gadis bermata coklat yang anggun menggerai rambutnya tertiup angin.
• Gereja Gunung Sinai Naikolan Peduli Lansia, Ini yang Dilakukan Saat Posyandu
Dari jauh dia terlihat seperti peri cantik sedang memandangi bulan. Ketika ia menunduk dan memetik teratai di kolam, wajahnya terlihat seperti dewi yang dihadiahkan Venus untukku.
Gaun putih yang dikenakannya membuat sempurna imajinasiku tentang peri cantik dalam legenda dan dongeng.
Ada senandung manis keluar dari bibirnya, dan aku mendengarnya dengan nyaman. Membayangkan merdunya suara itu seperti sedang menapaki paranada berimbuh kruis dan mol, berjinjit di antara notasi yang menjulang nada mengalun sukma.
Angie, engkau telah memenjarakan kebebasanku untuk pergi tanpa melihat senyummu, untuk tidur tanpa memikirkanmu, untuk selalu menulisi ruang hatiku tentang semua yang indah darimu.
Aku sadar kini, rasa di dalam dadaku selalu menggelora ketika bercakap-cakap denganmu. Gelora yang menembusi lapisan di dalam dinding bathinku.
Namun entah mengapa, aku selalu saja terperangkap dalam kelu lidah yang masif, tak sanggup mengungkapkannya di hadapanmu bahkan sampai kita berhenti dari ria dan tawa obrolan.
• Peringatan Hari Guru, Ini Deretan Artis Berprofesi Guru, Ada Nagita Slavina & Desy Ratnasari
Aku terlampau dalam menyimpan manis senyummu jauh di dasar hatiku. Mengatakannya padamu adalah gelisah tentang keegoisan yang tak berdasar. Sebuah kebijaksanaan yang bergulir dan menahan separuh energi untuk bertahan dalam rasa yang tertatih merayapi ruang dalam hatiku.
Meski harus kuakui bahwa tetesan madu asmara telah kureguk dari bibirmu yang lembut, yang kau tumpahkan dalam manis untaian kata. Mendaur ulang rasa yang tercabik oleh waktu adalah memerah kebenaran yang hakiki.