Berita Religi
Dies Natalis Paroki Hoelea di Kedang, Ini Pesan Amuntoda Jaga Toleransi Antar Agama
Dies Natalis ke-32 Paroki Salib Suci Hoelea di Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, dilangsungkan Minggu (29/9/19).
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Misa Syukur Peringatan Dies Natalis ke-32 Paroki Salib Suci Hoelea di Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, dilangsungkan Minggu (29/9/19).
Perayaan yang dipimpin langsung oleh Pastor Paroki Salib Suci Hoelea, RD Agustinus Guna, di halaman Gereja Stasi Santa Isabela Balauring itu mengusung tema 'Dalam dan Melalui Salib Suci Kristus, Kita Membangun Toleransi yang Bermartabat'.
Penjabat Sekda Lembata, Anthanasius Aur Amuntoda, yang turut hadir meminta agar semangat dan tekad yang ada dalam diri umat paroki tidak dengan mudah terkoyakkan harta duniawi yang hanya sesaat dititipkan pada masing-masing orang.
• Herman Man Dorong Kaum Muda Partisipasi Bangun Kota Kupang Menuju Kota Layak Huni
"Oleh karena itu jangan pernah kita menciptakan sobekan yang memecahbelakan umat beragama di Kabupaten Lembata secara umum dan khusunya kedua kecamatan di tanah Uyalewun Raya yang kita cintai ini," ungkapnya.
Acara yang dikemas dengan suasana penuh rasa kekeluargaan dan persaudaraan itu diharapkan supaya tidak dipandang sebagai refleksi perjalan hidup paroki saja, tetapi juga sebagai momentum kesaksian dan peneguhan imam umat yang menambah kazanah kehidupan spiritual keagamaan umat.
Pasalnya, kata Amuntoda, saat ini sangat terasa adanya pergeseran nilai-nilai dasar dalam kehidupan bersama umat manusia.
• Bermain Cahaya, Cara Asyik Belajar IPA, Jadi Kenangan Siswa MI Balikpapan
Misalnya, lanjut Amuntoda, ada praktik-praktik menyimpang yang dulunya dianggap tabu kini menjadi hal yang wajar untuk dilakukan.
Dalam pergeseran nilai-nilai subtansif dan mendasar inilah, kata Amuntoda, momentum peringatan dan perayaan syukur kebahagiaan umat paroki Hoelea menjadi sangat berarti serta bermakna dalam peneguhan iman.
Dia mengatakan, umat perlu menyadari bahwa bagaimanapun juga nilai-nilai kehidupan rohani dan spiritual keagamaan masih tetap merupakan hal yang paling utama dalam hidup dan merupakan satu hal penting yang senantiasa harus dipelihara dan ditingkatkan dari waktu ke waktu.
• Sidang Perkara Korupsi NTT Fair, Kuasa Hukum Kepala Dinas PRKP NTT Sebut Jaksa Sembunyikan Peran
Amuntoda meminta kepada semua masyarakat di kabupaten Lembata khususnya masyarakat di wilayah Kecamatan Omesuri dan Buyasuri agar mampu menciptakan iklim yang kondusif.
Diantaranya, jelas Amuntoda, tercermin dalam kemampuan yang teguh untuk senantiasa memilihara kerukunan dan toleransi antara umat beragama di wilayah tersebut.
Anggota DPRD Kabupaten Lembata, Abubakar Sulang, menegaskan dinamika perkembangan zaman terutama arus informasi dan teknologi kini semakin canggih.
Oleh sebab itu, katanya, masyarakat dituntut untuk tidak terlena dengan segala kenikmatan, kemudahan yang membuat mereka lupa diri.
• Jadi SMA Katolik ke-20 di NTT, SMAK Freinademetz Ende Terima Izin Operasional
"Kita harus mampu mengendalikan setiap godaan duniawi yang dapat manjadi teladan untuk diri kita, keluarga dan komunitas kita masing-masing," imbuhnya.
Perayaan Misa Syukur HUT ke-32 Paroki Salib Suci Hoelea juga dimaknai sebagai dasar mengimplementasikan dan kontemplasi diri terhadap nilai toleransi di kehidupan sehari-hari.
"Di usia yang 32 tahun ini mungkin banyak hal yang dirasakan selama ini yang menciptakan tembok pemisah antara umat dengan umat paroki ini atau dengan umat yang beragama lainnya.
Untuk itu, saya sangat berharap agar kita saling merekatkan relasi antar umat beragama di daerah ini, hendaknya yang baik dilanjutkan dan yang buruk hendaknya ditinggalkan," pinta Abubakar.
• Karang Dempel Ditutup Adelia Sebut Akan Ada Praktek Prostitusi Lebih Besar di Kota Kupang
Mantan Kepala Desa Leuwayan itu berpesan agar umat harus mampu menjadi pelopor penerapan hidup bertoleransi dengan umat dan masyarakat lain, baik di desa, kecamatan dan Kabupaten Lembata umumnya.
Pastor Paroki Salib Suci Hoelea, RD Agustinus Guna, dalam sambutannya, mengatakan perayaan ulang tahun tersebut hendaknya dimaknai sebagai kesempatan untuk semakin membangun komitmen meningkatkan kualitas hidup beragama.
Untuk itu, katanya, tema yang diambil pada HUT ke-34 paroki ini, yakni "Dalam dan Melalui Salib Suci Kristus, Kita Membangun Toleransi yang Bermartabat" sangat tepat.
• Produk Obat Ranitidin Ditarik dari Peredaran, Dokter Diharapkan Selektif Gunakan Obat Jenis Lain
Konsekuensinya, kata RD Agustinus, dalam kehidupan sehari-hari, umat mestinya meningkatkan pelayanan kepada sesama dan menjaga kerukunan antar umat beragama.
"Kita hendaknya menjadi terang di tengah bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika dengan semangat Pancasila," tegasnya.
Secara khusus dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Penjabat Sekda Lembata, Anthanasius Amuntoda, yang telah memberikan sumbangan 200 sak semen untuk pembangunan gedung gereja Salib Suci Hoelea yang sedang dalam proses pembangunan. (*)