Basmi Malaria di Lembata, Kadis Kesehatan Minta Puskesmas Buat Inovasi

Membasmi malaria di Kabupaten Lembata, kadis kesehatan NTT minta Puskesmas buat inovasi

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS KUPANG.COM/RICKO WAWO
Pertemuan Koordinasi Tingkat Sub Sub Recipient (SSR) Kabupaten Lembata Program Malaria Perdhaki di Hotel Palm, Kamis (19/9/2019) 

Membasmi malaria di Kabupaten Lembata, kadis kesehatan NTT minta Puskesmas buat inovasi

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Provinsi NTT merupakan salah satu provinsi dengan tingkat kesakitan malaria cukup tinggi di Indonesia. Berdasarkan data angka kesakitan malaria atau Annual Parasite Incidence (API) per tahun yang dikeluarkan Kemenkes RI pada tahun 2013, NTT menjadi salah satu dari lima provinsi di kawasan timur Indonesia dengan tingkat kegawatan angka kesakitan malaria.

Sedangkan angka API Kabupaten Lembata pada tahun 2018 mencapai 7,49. Oleh karena itu, Kabupaten Lembata adalah salah satu wilayah endemik malaria di NTT.

Plt Kadis Kesehatan TTU Bakal Tarik Dokter RSUD Kefamenanu dari RS Leona

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, dr Lusia Sandra G. A, pun meminta semua puskemas di Kabupaten Lembata juga bergerak melakukan inovasi demi membasmi malaria di wilayah masing-masing.

"Jangan tunggu program dari dinkes saja baru jalan. Tapi juga harus buat inovasi," ungkap Lusia saat Pertemuan Koordinasi Tingkat Sub Sub Recipient (SSR) Kabupaten Lembata Program Malaria Perdhaki di Hotel Palm, Kamis (19/9/2019).

Ditanya Ratusan Warga NTT di PHK Perusahaan di Kaltim, Begini Tanggapan Wabup Kupang

Lusia mengingatkan kalau giat membasmi dan mengeliminasi malaria di Kabupaten Lembata bukan saja menjadi tugas pemerintah dan tenaga kesehatan.

Akan tetapi, upaya eliminasi total kasus malaria di Lembata menjadi tugas seluruh elemen masyarakat.

Menurutnya tugas membasmi malaria bukan saja tugas orang kesehatan tetapi tugas semua warga juga.

Petugas kesehatan hanya memberikan penyuluhan dan mengobati. Sedangkan urusan kebersihan lingkungan itu menjadi urusan semua elemen.

"Dengan adanya koordinasi dan evaluasi ini harapkan bisa didapat masalah dan jalan keluarnya."

Selama ini, menurut Lusia, Yayasan Papa Miskin dan Perdhaki dengan segala macam cara sudah membantu pemerintah untuk menghilangkan malaria di Lembata.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan kasus malaria yang sangat drastis. Namun persoalannya, dari penurunan yang begitu drastis itu ada kekhawatiran datanya sudah benar atau tidak. Kekhawatiran lainnya, tambahnya, ada kesalahan dalam analisa yang kurang mendalam.

"Mudah-mudahan angka di bawah satu itu benar bukan karena ada pasien yang tidak terdeteksi dan tidak terobati," imbuhnya.

Dia berharap dengan inovasi dan kerja keras sembilan Puskesmas dibantu peran gereja, Kabupaten Lembata bisa bebas dari malaria.

Ketua Yayasan Papa Miskin, Romo Kristo Soge, berujar pertemuan koordinasi ini bertujuan untuk mengevaluasi program kerja Perdhaki malaria di Lembata tahun 2018/2019.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved