Berita Cerpen

Cerpen Stefen Bandar: Waktu Yang Tersisa

Ginjal yang kumiliki kini tidak lagi cocok denganku. Lebih menyakitkan lagi bahwa aku pernah mendapatkan donor ginjal.

ilustrasi/capital internet
Waktu yang tersisa2 

Namun, sebenarnya jauh di dalam lubuk hatiku tergores luka yang kian menganga. Aku juga terkadang merasa iri dengan cerita mereka, tatkala mereka menghabiskan waktu bersama keluarga mereka. Tanpa terasa, air mataku bercucuran membayangi semuanya itu.

Setahun setelah menyelesaikan kuliah, aku mendapat tawaran untuk bekerja di sebuah tempat yang membutuhkan keahlianku.

Daerah itu cukup jauh dari rumah. Aku meniti karirku di tempat yang asing dan di antara orang asing. Aku tahu betapa sulitnya beradaptasi dengan orang -orang asing, cara membangun komunikasi yang baik dengan mereka, menjadi bagian dari kebudayaan mereka dan banyak hal lain lagi yang harus aku lalui. Namun aku berpikir bahwa itulah konsekuensi dari jalan hidup yang aku tempuh.

Gaya James Bond Padukan Jas dengan Sneakers, Intip Yuk!

Di luar dugaanku, ternyata membangun persaudaraan di tempat yang asing tidak sesulit yang aku pikirkan. Tiga bulan pertama aku sudah diterima sebagai anggota keluarga yang baru dalam lingkungan tempat tinggalku.

Mereka menganggap aku sebagai bagian dari keluarga mereka. Senyuman dan ramah tama mereka berhasil menjawab keraguanku bahkan juga prasangkaku yang sedikit negatif tentang mereka.

Pada saat itu juga aku berkenalan dengan Nikho, pria yang menjadi pendamping hidupku. Dia adalah pria yang berasal dari daerah yang cukup jauh dari tempat itu dan setahun mendahuluiku mengabdi di daerah itu sebagai guru sekolah menengah atas.

Empat tahun terpisah dari keluarga sungguh menggoreskan rindu dalam hatiku. Walaupun papa belum kembali seperti dulu, namun aku tetap yakin bahwa di dalam lubuk hatinya, dia masih merindukan diriku.

Badan Kehormatan DPRD Manggarai Barat, Ini Nama Anggota Dewan yang Ada di Dalamnya

Aku juga merindukan canda ria yang pernah kulewati bersama mama dan Tini. Tentunya mereka sangat merindukan cerita tentang pengalamanku membangun hidup di tempat yang asing.

Aku memutuskan untuk mengambil cuti dari pekerjaanku. Rindu yang kumiliki terlampau berat sehingga aku memutuskan untuk sejenak kembali kepada pangkuan mama. Aku ingin menceritakan semua pengalaman baru yang aku dapatkan di luar rumah dan juga tentang Nikho, pria pengusir sepiku.

Perasaan rindu itu seakan sirnah tatkalah aku mendapatkan kenyataan piluh di balik dinding rumahku. "Itu kubur siapa, Ma?" tanyaku.

"Itu kubur dari almarhum ayahmu, Nak. Kami kecelakaan ketika kami hendak mengunjungimu. Papamu sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan besar dengan berlaku kasar terhadap kamu. Malangnya, Sang Pencipta terlalu cepat mengambilnya sehingga dia tak dapat menemuimu," jelas mama.

Bupati KamelusTeken MoU Tiga Aplikasi E-Government dengan Bupati Banyuwangi

Kenyataan yang begitu pahit. Aku merasa bahwa aku belum sempat mengucapkan terima kasihku kepada papa yang telah menghadirkanku di dunia ini. Aku juga belum sempat menceritakan pengalaman hidupku yang baru serta menunjukkan teman dekatku kepadanya.

Setelah waktu cuti selesai, aku kembali ke tempat kerjaku. Dengan berat hati aku melangkah meninggalkan rumah karena aku harus meninggalkan mama dengan Tini dalam perasaan kehilangan. Aku tahu mama pasti merasa sepi, mama pasti merindukan diriku, tetapi aku juga harus membangun masa depanku dengan meniti karirku.

Kedekatan antara aku dan Nikho mencapai puncaknya ketika dia mengutarakan semua isi hatinya kepadaku. Bahkan saat itu juga dia melamarku untuk menjadi pendamping hidupnya. Aku menerima lamarannya dan mulai saat itu kami menjalin hubungan asmara.

Aku memberitahukan mama dan Tini tentang kebahagiaanku dan mereka memberi respon yang positif kepadaku. Mungkin mereka setuju dan ikut bahagia dengan pilihanku, pikirku.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved