2.708 Jiwa Penduduk di Sumba Timur Menderita Kekurangan Air Bersih Akibat Kekeringan

Sebanyak lima belas desa di Sumba Timur mengalami dampak kekeringan akibat kemarau panjang yang melanda wilayah itu.

Penulis: Robert Ropo | Editor: Adiana Ahmad
zoom-inlihat foto 2.708 Jiwa Penduduk di Sumba Timur Menderita Kekurangan Air Bersih Akibat Kekeringan
pos kupang.com, robert ropo
Seorang warga sedang mengambil air dari drom air yang dibelinya.

Ketika ditanya kenapa hemat dalam pemakaian air itu, kata Ardiles mereka sangat menderita air bersih, dan tidak pernah alpa pada setiap musim memasuki musim kemarau.

Untuk mendapatkan air bersih, kata dia rata-rata harus mengeluarkan rupiah, sebab kondisi mata air kali Kalela jaraknya sangat jauh hingga mencapai 15 kilometer. Sementara untuk mata air di sekitar wilayah Desa tersebut juga sudah kering, bahakan dua danau yang menjadi andalan warga untuk mandi dan cuci juga sudah mulai mengering.

"Kondisi jalan yang jauh ini, tentu kami tidak bisa tempuh dengan berjalan kaki pergi pulang 30 kilometer setiap hari,  kami harus dengan sewa ojek atau numpang di kendaraan umum. Memang kami dibantu oleh mobil tangki air milik desa dan itu juga tidak gratis, kami harus beli dengan 500 ribu perdrum, maka karena kondisi ekonomi kami terbatas, sehingga kami harus hemat menggunakan air,"urai Ardiles.

Warga setempat lainya, Ndawa Ndula juga menyampaikan keluhan yang sama.

Ndawa mengharapkan, agar bagaimana usaha pemerintah untuk bagaimana caranya bisa membangun air lading hingga ke wilayah desa mereka.

"Kasihan kami ini, setiap tahun selalu menderita. Dapat air bersih harus pakai beli, sementara ekonomi pas-pasan mau hasil apa disini,"tutup Ndawa.

Yuliana Bangkahe (45) seorang warga desa Prahambuli di Kecamatan Nggoa, kepada POS-KUPANG. COM, Jumat (19/7/2019) pekan lalu juga mengatakan, mereka warga desa Praihambuli khususnya Kampung Haurani sangat kesulitan air bersih.

Kata dia, bagi yang memiliki uang bisa membeli air di mobil tangki air, namun bagi ia dan keluarganya yang tak memiliki uang terpaksa harus menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki untuk memperoleh air bersih.

"Saya dan keluarga pakai jalan kaki saja sejauh 8 kilometer untuk dapat air bersih di mata air Kambohepang. Mau beli uang tidak ada, kalau ada warga disini yang punya uang dia beli di mobil tangki atau pun membeli per drom air, kalau saya pikir uang sedikit biar beli beras dan kebutuhan lain untuk anak sekolah, biar air kami pergi ambil jauh,"kisah Yuliana.

Warga setempat lainya Naumi Ka Eumata (40) juga mengaku, mereka sangat kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Untuk memperoleh air bersih warga harus menempuh jarak sekitar 8 kilometer di kali Kombahepang.

Kata dia, sejauh ini ia dan keluarganya hanya dengan membeli air dari mobil tangki air dengan harga permobil tangki ukuran 5000 liter Rp 150.000.

"Jadi kalau ada yang jual air pakai mobil tangki kita beli. Harga tangki yang ukuran 5000 itu Rp 150.000,"ungkapnya.

Naumi juga mengaku, dalam sebulan ia dan keluarganya bisa menghabiskan air sekitar 2 sampai 3 tangki mobil ukuran tersebut. Bahakan jika acara adat atau kematian bisa sampai 4 tangki dalam sebulan.

"Kalau kita kali bagi sudah 450 ribu selama sebulan kita habiskan hanya untuk beli air. Coba kalau ada air kita bisa manfaatkan uang itu untuk kenpentingan lain,"ungkap Naumi.

Warga lainya Behar Ndapawawa juga kepada POS-KUPANG. COM mengaku, mereka sangat kesulitan air bersih sudah bertahun-tahun pada setiap musim kemarau tiba. Disaat musim hujan mereka bisa memanfaatkan air hujan dan sejumlah mata air yang ada di wilayah itu, namun kini mata airnya sudah kering.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved