Pengakuan Siswi SMP Dihamili Mahasiswa Kupang, 3 Kali Diperkosa, Dipaksa Gugurkan Kandungan
Ia mengaku telah mengandung jabang bayi setelah tiga kali dipaksa melayani nafsu bejat seorang mahasiswa berinisial YV (26).
Penulis: Gecio Viana | Editor: Hasyim Ashari
"Dia paksa saya. Dia dorong saya. Saya sempat melawan tapi tidak kuat," ucap MET.
Rupanya, YV mengtehaui kalau MET hamil.
YV sempat memaksa MET untuk meminum ramuan yang dibuatnya, untuk menggugurkan kandungan.
"Dia (pelaku) paksa saya minum itu obat, tapi saya tidak mau," ujar MET.
Kehamilan MET juga diketahui sang ibu.
Magdalena mengaku sangat terpukul mengetahui anak perempuannya dihamili oleh calon suami adiknya sendiri.
• BREAKING NEWS: Warga Malaka NTT Tewas Usai Banting Diri di Lantai dan Dinding Rumah
• Tangkal Radikalisme dan Terorisme, BNPT dan FKPT Bentuk Perempuan Agen Perdamaian di Kupang
Ia menjelaskan, YV dan adiknya yang berstatus mahasiswa di salah satu universitas swasta di Kota Kupang awalnya tinggal di kosan di wilayah Kota Kupang.
Namun, karena belum sah sebagai suami istri, pemilik kos tidak mengizinkan mereka tinggal bersama.
"Pelaku ini saya punya adik nona (perempuan) punya calon suami. Jadi dia tinggal dengan kami. Tapi tidak satu rumah. Mereka tinggal di rumah kosong di belakang rumah saya sudah empat tahun," ujarnya.
"Dulu mereka tinggal di kos tapi mama kosnya tidak kasih izin karet mereka belum sah (nikah)," papar Magdalena yang berprofesi sebagai petani ini.
Janda delapan anak ini mengetahui kehamilan anaknya karena perubahan sikap dan tingkah laku serta perubahan fisik dari MET.
• BREAKING NEWS: Mahasiswa di Kupang Tega Hamili Siswi SMP Anak Calon Kakak Ipar
• OJK: Kekurangan Dokumen Calon Dirut dan Dirum Bank NTT Sudah Dilengkapi
"Saya sebagai ibu tahu bagaimana anak saya. Awalnya dia jujur kalau hamil, tapi tidak kasitahu siapa laki-laki yang kasih hamil dia," ungkapnya.
Saat ibadah syukur ulang tahun MET 29 Maret 2019 lalu, MET akhirnya mengaku bahwa yang menghamilinya adalah YV.
"Saya ambil Alkitab dan taruh Alkitab itu di kepalanya untuk minta dia (korban) mengaku siapa
pelakunya," kisahnya.
Mendengar hal yang mengejutkan itu, Magdalena pun menemui adiknya untuk menghubungi YV yang saat itu telah pulang ke kampung halamannya di wilayah Solor, Kabupaten Flores Timur pada Maret lalu.