Opini Pos Kupang

DBD: Perang Berdarah yang Masih Salah Sasaran

Penyakit DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia selama 47 tahun terakhir sejak tahun 1968 hingga sekarang.

Editor: Ferry Jahang
Net
Nyamuk 

Awal musim hujan juga biasa terjadi pada saat pergantian tahun dimana mobilitas penduduk sedang tinggi-tingginya. Ini mempercepat penyebaran DBD.

Ketiga daerah di NTT yang terkena wabah DBD terbanyak merupakan area-area destinasi mobilitas penduduk. Selain itu, NTT mulai terkenal sebagai salah satu destinasi pariwisata.

NTT yang pernah mencetak rekor sebagai provinsi dengan CFR DBD terendah di Indonesia 4 tahun silam.

Mungkin tidak lagi meraih rekor yang sama pada masa mendatang, jika kita tidak mengantisipasi arus mobilitas penduduk dan perubahan iklim secara dini dan berkelanjutan.

Bagaimana jika mobilitas penduduk tertinggi bukan terjadi pada pergantian tahun, tetapi pada saat festival budaya atau hari raya tertentu dan pada saat itu terjadi perubahan iklim?

Ini menjadikan kita selalu waspada bahwa DBD bisa terjadi kapan saja sepanjang terdapat perubahan iklim dan tingginya mobilitas.

Kedua faktor tersebut ibarat `makanan' bagi si nyamuk yang sudah membunuh banyak nyawa.

Hendaknya penanganan DBD menjadi perhatian serius bagi kita semua. WHO sendiri memberi perhatian serius bagi isu kesehatan ini.

Memang ada banyak isu kesehatan, tetapi tahun ini ada 10 isu kesehatan global yang menuntut perhatian WHO diantaranya DBD (dengue fever) dan perubahan iklim.

WHO telah menargetkan untuk mengurangi kematian akibat DBD menjadi 50% pada tahun 2020. Dengan cara yang efektif, angka kesakitan serta kematian akibat DBD bisa ditekan.

PSN 4M Plus dan Laskar Jumantik

Cara efektif untuk menangani langsung DBD selain melalui PSN 4M plus adalah melalui gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (1R 1J).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyarankan agar setiap rumah menetapkan satu anggota keluarganya sebagai juru pemantau jentik atau Jumantik.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Gubernur NTT melalui Surat Edaran tanggal 31 Januari 2019 tentang Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah dengue (DBD). Jumantik adalah laskar pada garis depan yang berperan mengubah perilaku penghuni rumah ke arah yang lebih sehat dan bersih.

Jumantik juga mengawal gerakan PSN 4M plus. PSN 4M plus ini perlu dibudayakan di kota dan kabupaten se-Nusa Tenggara Timur.

Spielman dan D'Antonio (2001) pernah menulis bahwa nyamuk yang kecil telah menjatuhkan pemimpin-pemimpin besar dan menentukan nasib bangsa-bangsa.

Memang banyak kehidupan manusia yang direnggut oleh nyamuk melebihi hewan apapun di dunia.

Malaria mengambil jutaan nyawa setiap tahunnya, kini DBD menjadi pengganggu, ia menoreh kesakitan dan menjadi malaikat kematian. Semoga kita tidak salah sasaran. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved