Opini Pos Kupang
DBD: Perang Berdarah yang Masih Salah Sasaran
Penyakit DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia selama 47 tahun terakhir sejak tahun 1968 hingga sekarang.
DBD: Perang Berdarah yang Masih Salah Sasaran
Oleh : Sherwin Ufi, SKM, MPH
ASN pada Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao.
DEMAM Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk terutama nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti demam tinggi mendadak selama 2-7 hari, sakit kepala dan sakit pada bagian belakang mata, mual dan muntah, tanda pendarahan berupa bintik merah di kulit (petekia).
Gejala DBD sering sulit dikenali karena tidak khas mirip dengan gejala penyakit menular lainnya. Diperlukan pemeriksaan langsung gejala klinis oleh dokter serta pemeriksaan lab.
Banyak orang tua yang cemas jika anaknya terkena demam, padahal belum tentu ia sudah terkena DBD.
Lebih baik jika anak dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk diperiksa langsung oleh dokter agar jika ditemukan gejala DBD maka segera ditangani secara dini.
Penyakit DBD merupakan penyakit yang endemik yang muncul sepanjang tahun di banyak daerah tropis dan sub tropis, tetapi paling banyak muncul saat musim hujan karena pada saat itulah kondisi nyamuk sedang optimal untuk berkembang biak.
Akibatnya, banyak orang bisa terkena infeksi baik anak-anak maupun orang dewasa, walaupun Malavinge dkk (2004) melaporkan bahwa 90 persen kasus DBD terjadi pada anak di bawah usia 15 tahun.
Ini menjadikan penyakit DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia selama 47 tahun terakhir sejak tahun 1968 hingga sekarang.
Tahun 1968 hanya terdapat 58 kasus DBD di dua kota dari dua provinsi di Indonesia.
Dalam kurun waktu 47 tahun, jumlah kasus dan persebarannya meningkat menjadi 126.675 kasus di tahun 2015 di 436 (85 %) kabupaten/kota di 34 provinsi (Pusdatin Kemenkes, 2016).
Dalam kurun waktu 50 tahun Incidence Rate (IR) atau frekuensi kasus baru DBD yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat tertentu terus meningkat.
IR pada tahun 2011 mencapai 27,67 dan pada tahun 2016 mencapai 78,0 atau hampir 3 kali lipat dalam 5 tahun.
Tahun 2018 Kemenkes melaporkan sudah terjadi 53.075 kasus. Sebagai perbandingan, per 1 Februari 2019 saja sudah tercatat 15.132 kasus DBD di Indonesia.