Wah! Gubernur NTT Viktor Laiskodat Akan Terbitkan Pergub Perempuan Menenun Tak Tahu Tenun Tak Nikah
Wah! Gubernur NTT Viktor Laiskodat Akan Terbitkan Pergub Perempuan Menenun Tak Tahu Tenun Tak Nikah.
Penulis: Ryan Nong | Editor: maria anitoda
Wah! Gubernur NTT Viktor Laiskodat Akan Terbitkan Pergub Perempuan Menenun Tak Tahu Tenun Tak Nikah.
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Wah! Gubernur NTT Viktor Laiskodat Akan Terbitkan Pergub Perempuan Menenun Tak Tahu Tenun Tak Nikah
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat berencana akan membuat peraturan daerah (Perda) tentang Perempuan NTT menenun.
Peraturan daerah ini dimaksudkan untuk mengatur perempuan perempuan di NTT agar memiliki kemampuan dasar dan keutamaan dalam menenun kain tenun tradisional.
• Ditinggal Nikah, Luna Maya Sempat Dapat Kode dari Ibu Faisal Nasimuddin
• Misbakhun Nilai Lebih Elok jika AHY Sampaikan Rekomendasi Politik kepada Prabowo-Sandiaga Uno
• Ini Dia Dua Tokoh Demokrat yang Ditunjuk Sebagai Panglima Pemenangan Wilayah Timur dan Barat
Hal ini diungkapkan Gubernur Viktor Laiskodat pada warga dan penenun di spot tiga stand Rumah Tenun Ikat Ina Ndao di arena Festival Sarung dan Musik NTT yang terletak di depan Gereja Anugerah Jalan El Tari pada Sabtu (2/3/2019) pagi.
Saat mengunjungi stand yang menampilkan para perempuan sedang melakukan aktivitas menenun itu, Viktor Laiskodat menegaskan akan mengeluarkan peraturan yang mengikat perempuan NTT untuk memiliki kemampuan dasar menenun.

“Saya akan keluarkan Perda perempuan NTT menenun.
Jadi setiap perempuan NTT harus tau menenun baru bisa kawin.
Kalau belum bisa menenun, berarti belum boleh kawin,” ujarnya disambut riuh aplaus para perempuan di tempat itu.
Viktor mengatakan bahwa perempuan NTT wajib memiliki keterampilan dasar menenun sebagai bagian dari keutamaan perempuan NTT.

Menenun, lanjut Viktor Laiskodat merupakan kearifan lokal yang menjadi budaya yang harus dilestarikan.
Oleh karena itu, perempuan NTT harus memilikinya sebagai prasyarat untuk menikah.
• Jokowi Berharap Hoaks dan Fitnah Terhadapnya Tidak Terjadi di Sulawesi Tenggara
• Dampingan BI, KSU Lembah Hijau Produksi 100 Kg Kopi Per Bulan
• Gubernur Laiskodat Moratorium Tambang, Tujuh Izin Tambang Batuan Diterbitkan Tahun Ini
Dalam Festival Sarung dan Musik NTT ini, Gubernur dan rombongan melakukan jalan santai mengelilingi arena Kupang Car Free Day dari titik start di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT.

Rombongan memutar dan menyinggahi empat spot yang disiapkan panitia, yakni spot gedung sasando, spot hotel cendana, spot rumah jabatan gubernur NTT, dan spot rumah jabatan Kajati NTT.
Hadir mendampingi Gubernur Viktor Laiskodat, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, Kapolda NTT Irjen Pol Drs Raja Erizman, Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Syaiful Rahman, Danlanud El Tari Kolonel Pnb Arief Hartono, Wadan Lantamal VII Kupang serta Wakil Walikota Kupang Hermanus Man.

Hadir pula Wakil Kapolda NTT Brigjen Pol Johanis Asadoma, Sekda NTT Ben Polo Maing dan pejabat di lingkup Pemprov NTT.
Festival Sarung yang digelar dari pukul 06.00 sampai 09.00 Wita di area Car Free Day (CFD), Kota Kupang, Sabtu (2/3/2019), merupakan bentuk penghargaan terhadap imajinasi artistik leluhur.
• Gelar Pertemuan Berkala, Ombudsman Imbau Masyarakat Komplain Kasus Melalui HandPhone
• NTT akan Terapkan Dua Hari Kerja Mengenakan Sarung Tradisional
• Gelar Pertemuan Berkala, Ombudsman Imbau Masyarakat Komplain Kasus Melalui HandPhone
Menariknya, festival ini tidak membutuhkan anggaran.
Masyarakat dengan kemauan sendiri mengenakan sarung adat dari berbagai daerah di NTT.

"Ini semua tanpa biaya. Spontanitas masyarakat.
Kehadiran Gubernur dan Forkopimda menunjukkan bahwa antara pimpinan dan masyarakat bersatu padu," kata Kepala Biro (Karo) Humas Setda Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu, usai mengikuti festival tersebut.
"Festival ini memberikan martabat yang tinggi kepada nenek moyang kita.
• KPU NTT Diminta Pertimbangkan Pemilu di Flotim, Bertepatan dengan Suasana Semana Santa
• Hujan Lebat Kembali Guyur Lewoleba, Kabupaten Lembata
• Gubernur NTT disambut Tarian Gemufamire dan Atraksi Bela Diri
Kita hargai imajinasi artistik leluhur dengan menggelar festival sarung ini," tambah Marius.

Selain itu, kata Marius, kegiatan ini juga memberikan pendidikan yang baik kepada generasi muda.
"Kita mau lestarikan budaya dan memberikan pendidikan kepada anak-anak kita.
Kita memperkuat jati dirinya sabagai anak manusia yang sedang berkembang," ungkap Marius.
Selain memberikan pendidikan kepada anak-anak di NTT, sambung Marius, tujuan kegiatan ini pun ingin menginformasikan kepada seluruh dunia, bahwa NTT kaya dengan karya dan budaya.

Yanuarius Ola Masan adalah salah satu peserta yang mengikuti Festival Sarung di Kota Kupang, NTT.
Festival Sarung tersebut digelar digelar tepatnya di area Car Free Day (CFD), Jalan El Tari, Sabtu (2/3/2019).
• Ditabrak Pengendara Motor, Seorang Pejalan Kaki di Kupang Dilarikan ke Rumah Sakit
• BERITA POPULER - Orangtua Aniaya Guru, Vixion Tabrak PRT, hingga Scorpio Tahan di Ranjang
Yanuarius mengatakan, dirinya turut berbangga mengenakan pakaian adat daerahnya dan mengikuti acara itu.
Namun, dia ingin karya tenun tiap daerah mendapatkan Sertifikat Indikasi Geografis, sehingga karya tersebut tidak dijiplak orang begitu saja.

"Tentu sebagai masyarakat kita merasa bangga.
Satu sisi dapat dukungan dari gubernur, dan kita promosi secara massal.
Saya sarankan agar tenun ikat di masing-masing kabupaten miliki Sertifikat Indikasi Geografis," katanya kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu (2/3/2019).
Dengan begitu, katanya, karya tenun bisa terlindungi secara baik.
"Dan karya tenun kita tidak ditiru begitu saja oleh orang lain," ucapnya.

Selain itu, Yanuarius Ola menyarankan agar di tiap kabupaten/kota dibangun sebuah unit yang bisa menampung karya tenun para penenun.
"Sehingga penenun tidak kewalahan jika ingin menjual karyanya," imbuhnya.
• Ditinggal Nikah, Luna Maya Sempat Dapat Kode dari Ibu Faisal Nasimuddin
• Misbakhun Nilai Lebih Elok jika AHY Sampaikan Rekomendasi Politik kepada Prabowo-Sandiaga Uno
• Ini Dia Dua Tokoh Demokrat yang Ditunjuk Sebagai Panglima Pemenangan Wilayah Timur dan Barat
Tampak pagi itu Yanuarius Ola berjalan bersama istrinya, Roslince Bulu.
Yanuarius mengenakan sarung adat Lamaholot, sedangkan istrinya mengenakan sarung adat dari Sumba.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menerbitkan Moratorium tambang di NTT.

Moratorium tambang itu ditetapkan melalui Peraturan Gubernur NTT Nomor: 359/KEP/HK/2018 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara di provinsi ini.
Namun, Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPTSP) Provinsi NTT menerbitkan tujuh izin tambang batuan dalam awal tahun ini.
• KPU NTT Diminta Pertimbangkan Pemilu di Flotim, Bertepatan dengan Suasana Semana Santa
• Ipelmen Kupang Lantik 31 Anggota Baru
• BERITA POPULER - Orangtua Aniaya Guru, Vixion Tabrak PRT, hingga Scorpio Tahan di Ranjang
• Fadli Zon Unggah Foto Prabowo Subianto Saat Remaja, Mirip Siapa Ya?
"Sekarang kami sudah terbitkan izin-izin eksplorasi, izin operasi produksi, untuk tambang batuan.

Jadi perusahaan pasir, batuan, itu kami terbitkan," kata Sunardi, Kepala Bidang Perizinan DPTSP Provinsi NTT sewaktu menghadiri acara pertemuan berkala Sahabat Ombudsman di Hotel Aston, Kota Kupang, Jumat (1/3/2019).
Dia katakan, memang moratorium tambang telah dikeluarkan oleh Gubernur NTT.
"Kami tetap dukung program pimpinan. Tetapi kami kerja sesuai regulasi," ujarnya.
Sunardi menjelaskan, setelah adanya moratorium itu, pihaknya menghentikan semua proses perizinan.

"Jadi kami stop setelah moratorium itu. Tidak ada yang datang urus perizinan di kami," ucapnya.
Terus, lanjutnya, setelah Surat Keputusan (SK) moratorium keluar, pihaknya berdiskusi dengan bagian teknis.
"Karena SK itu adalah penghentian sementara satu tahun.
• Ditinggal Nikah, Luna Maya Sempat Dapat Kode dari Ibu Faisal Nasimuddin
• Misbakhun Nilai Lebih Elok jika AHY Sampaikan Rekomendasi Politik kepada Prabowo-Sandiaga Uno
• Ini Dia Dua Tokoh Demokrat yang Ditunjuk Sebagai Panglima Pemenangan Wilayah Timur dan Barat
• NTT akan Terapkan Dua Hari Kerja Mengenakan Sarung Tradisional
• Dampingan BI, KSU Lembah Hijau Produksi 100 Kg Kopi Per Bulan
• Bhayangkari Ngada Bagikan Nasi Bungkus kepada Penunggu Pasien di RSUD Bajawa
Tapi tidak untuk batuan," ujarnya.
Izin-izin lain yang dimoratorium itu, sambung Sunardi, akan dievaluasi oleh tim dari Dinas ESDM.

"Mereka lakukan evaluasi terhadap lokasi perusahaan tersebut.
Kalau rusak lingkungan, distop. Kalau tidak, mereka akan dilanjutkan kembali," tegasnya. (TIM POS KUPANG)