Pilpres 2019

Kiai Ma'ruf Amin, Berkah atau Beban untuk Jokowi?

Pengamat Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Akhmad Danial, menyoroti sosok Cawapres Ma'ruf Amin yang mendampingi Joko Widodo di Pilpres 2019.

Editor: Hasyim Ashari
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Pasangan capres dan cawapres, Joko Widodo dan Maruf Amin, saat pengambilan nomor urut di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018). 

Beliau diperlukan semata untuk membentengi petahana dari serangan yang bersifat primordial.

Kalaupun pasangan ini menang di Pemilu 2019, Tempo meramal bahwa "ulama politikus" tersebut bisa jadi betul-betul hanya menjadi "ban serep Jokowi sepanjang lima tahun pemerintahan mereka".

Belajar dari kasus Palin

Saya menyarankan, kubu Jokowi-Ma'ruf harus berhati-hati mengelola isu ketidakmesraan pasangan yang diusungnya dan tidak menganggap isu ini remeh.

Pemilihan Presiden Amerika antara Barack Obama dan Joe Bidden versus John McCain dan Sarah Palin membuktikan bahwa isu ketidakharmonisan pasangan capres-cawapres bisa mempengaruhi pemilih.

Pilihan McCain atas Palin dalam Pilpres Amerika 2008 itu sejak awal sudah dianggap kontroversial.

Meski menjabat sebagai Gubernur Negara Bagian Alaska, Palin dinilai bukan sosok berpengalaman dalam politik dan kurang dikenal dunia politik AS.

Dewan Didesak Tolak Dua Agenda Bupati Lembata

Alumni Politani Apolinarius Kapo, Bicara Kasus Dosen Selingkuh : Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing

Parahnya, keduanya juga kurang mengenal secara mendalam satu sama lain.

Pilihan McCain atas Palin sepenuhnya pragmatis, yaitu merebut suara perempuan yang simpati pada Hillary Clinton, seteru Obama dalam konvensi Demokrat.

Namun, dalam perjalanan kampanye, manajemen kampanye McCain dan Palin malah sering bentrok.

Palin, yang kurang populer, cenderung diremehkan dan dianggap beban karena energi tim kampanye McCain terkuras juga untuk mempopulerkan Palin di mata publik AS.

Kasus Palin membuktikan bahwa sinergitas antara capres dan cawapres sangat penting.

Terlebih lagi, Kiai Ma'ruf tidak memiliki masalah popularitas seperti Palin karena jabatannya sebagai pimpinan NU.

Menganggap remeh Kiai Ma'ruf niscaya akan "melukai" warga NU.

Kiai Ma'ruf harus dilibatkan dalam agenda-agenda TKN ke depan sehingga tidak ada lagi kesan bahwa kampanye ini adalah panggung one man show Jokowi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kiai Ma'ruf Amin, Berkah atau Beban?

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved