Pilpres 2019
Kiai Ma'ruf Amin, Berkah atau Beban untuk Jokowi?
Pengamat Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Akhmad Danial, menyoroti sosok Cawapres Ma'ruf Amin yang mendampingi Joko Widodo di Pilpres 2019.
Dianggap beban
Dari kasus sakit dan pemberitahuan itu, ada kesan bahwa di internal Kiai Ma'ruf dianggap beban dan efeknya pada elektabilitas sangat minimal.
Jokowi-Ma'ruf lantas terlihat bergerak sendiri-sendiri. Jokowi, dalam kapasitas-sebagai petahana-berkeliling Indonesia, sementara Kiai Ma'ruf memilih strategi "didatangi" pendukung dibanding "mendatangi".
• BERITA POPULER: Isi Surat Bebas Ahok Nasib Jebolan Indonesian Idol & Mantan Syahrini Ditangkap
• Luna Maya dan Ariel NOAH Bakal CLBK, Begini Reaksi dan Jawaban Keduanya
Saat Jokowi tampil di sejumlah televisi untuk menyampaikan visinya lima tahun ke depan, dia tampil one man show.
Tidak terlihat kehadiran Kiai Ma'ruf di situ. Lagi-lagi, ini berbeda saat Prabowo berpidato, Sandi berdiri tegap di belakangnya, bahkan diberi kesempatan bicara.
Mungkin ada yang membela, kehadiran Jokowi di televisi adalah sebagai seorang Presiden, bukan capres.
Namun, perlu diingat, yang disampaikan Jokowi adalah visi lima tahun ke depan.
Kesan bahwa Kiai Ma'ruf menjadi beban politik Jokowi bisa dilihat juga dari hasil survei Charta Politika yang menyebut Kiai Ma'ruf hanya menyumbang 0,2 persen suara bagi petahana.
"Nilai" itu bahkan lebih sedikit dibanding berita majalah Tempo yang menyebut sumbangan Kiai Ma'ruf pada petahana hanyalah "satu setrip".
Karena itu, survei Charta Politika menyimpulkan, faktor Kiai Ma'ruf tidak cukup penting bagi keterpilihan kembali petahana.
Menurut Charta Politika, peran Kiai Ma'ruf sebagai cawapres hanya dua.
• Ramalan Zodiak Jumat 18 Januari 2019, Libra Dermawan, Aquarius Bekerja Keras
• 2.000 Pengusaha yang Tergabung dalam Hash Akan Geruduk NTT Agustus Mendatang
Pertama, sebagai "bemper politik" agar petahana tidak diserang dari sisi keislaman.
Kedua, sebagai vote getter bagi pemilih Muslim, utamanya dari kalangan NU.
Jika Kiai Ma'ruf diasumsikan hanya sebagai "cawapres nol koma" begitu, pantas beliau tidak diberikan kursi dalam rapat petahana dengan ketua-ketua partai koalisi.
Asumsi Charta Politika ini sesuai dengan opini Tempo yang menyatakan, Kiai Ma'ruf dipilih hanya berdasarkan kepentingan jangka pendek.