Breaking News

Berita Nagekeo

Tinju Adat Etu di Nagekeo harus Menjadi Daya Dorong dan Daya Jual

tinju adat harus dilestarikan, dikembangkan, dikelolah dibudayakan dan dipromosikan yang potensial berdampak multi diantaranya ekonomi dan usaha kecil

Penulis: Ferry Ndoen | Editor: Ferry Ndoen
istimewa
Kabid Kepurbakalaan, Dinas Kebudayaan NTT, Fransiskus Sales, SPd, MM, ditengah acara adat etu, di Nagekeo, tanggal 13 Juli 2018 lalu 

pertanding hari keempat dari terakir menurunkan 55 partai/ pasang petinju lokal. pertandingan sangat meriah diliput TVTI Kupang, dan juga tarian dan bunyi gong serta  gendang

Riuh  suara yang menjadi lokomotif sebagai pembangkit semangat bagi petinju untuk bertanding. Masyarakat berbondong-bondong datang di Suku Nataia, Kampung Boanio dari berbagai kampung, suku, desa, kecamatan yang ada di Kabupaten Nagekeo

Bahkan ada petinju adat/etu dari Soa, Kabupaten Ngada. Masyarakat karena begitu semangat mampu berdiri tahan di tengah terik dan panasnya matahari dari pagi sampai sore hari disekitar ring tinju adat yang terbuat dari batu-batu ceper yang disusun membentuk empat persegi panjang dipagari dengan bila bantu.

Pertandingan tinju adat tersebut dinyatakan berakir oleh masyarakat jika rawe atau petugas yang mencari lawan-lawan tinju dinyatakan tak ada lagi maka tinju adat langsung di tutup oleh Ketua Suku Nataia dengan sapan adat

Setelah itu dilakukan pelepasan gasing di tengah-tengah arena pertandingan. Total peserta tinju adat kategori anak-anak, remja dan dewasa -+ 108 partai /pasang petinju adat.

Hasil akhir dari kegiatan tinju adat/etu dapat menyimpulkan bahwa tinju adat harus dilestarikan, di kembangkan, dikelolah dibudayakan dan dipromosikan yang potensial berdampak multi diantaranya ekonomi dan usaha kecil masyarakat akan meningkat yang berdampak pada penghasilan asli daerah dari sisi budaya.

Etu harus menjadi daya dorong dan daya jual ke masyarakat dunia . Maka komunikasi dan koordinasi yang sinergisitas dan interkoneksitas harus dikolaborasikan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha agar Etu di budayakan serta  kelak menjadi Ikon wisata budaya unggulan Kabupaten Nagekeo.

Unsur -unsur yang hadir pada kegiatan "Etu, tinju adat diantaranya; Kepala Dinas Kebudayaan  NTT di Wakilkan Kabid  Kepurbakalaan, staf dan Kru TVRI Kupang, Kadis Pendikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo diwakilkan Kabid dan Kasi Kebudayaan, Kadis Pariwisata Nagekeo, Andreas Ndona dan sejumlah staf Ketua HPI Nagekeo Johanes Niku

 Sejumlah anggota DPRD Nagekeo; Pak Antonius Moti, Arnoldus Ju Wea, Ketua KPU Nagekeo ; Engelbertus Ceme, Matan Desa Olaia, Jhoni Kama dan sejumlah kepala desa lainya

Ketua Suku Nataia Patris Seo dan masyarakat umum Kampung Boanio, Suku Nataia , fungsionaris suku dan sejumlah suku -suku lain yang ada di sekitar Kabupaten Nagekeo.

"Kami menyampaikan limpah terimakasih atas kerterlibatan semua pihak yang telah mendukung kegiatan visualisasi tinju adat ini dapat berlangsung dengan baik.
"Moto Beta Budaya... "Beta ... NTT. Etu di Hatiku...," kata Kabid Kepurbakalaan, Frans Seles. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved