Berita Nagekeo
Tinju Adat Etu di Nagekeo harus Menjadi Daya Dorong dan Daya Jual
tinju adat harus dilestarikan, dikembangkan, dikelolah dibudayakan dan dipromosikan yang potensial berdampak multi diantaranya ekonomi dan usaha kecil
Penulis: Ferry Ndoen | Editor: Ferry Ndoen
pertanding hari keempat dari terakir menurunkan 55 partai/ pasang petinju lokal. pertandingan sangat meriah diliput TVTI Kupang, dan juga tarian dan bunyi gong serta gendang
Riuh suara yang menjadi lokomotif sebagai pembangkit semangat bagi petinju untuk bertanding. Masyarakat berbondong-bondong datang di Suku Nataia, Kampung Boanio dari berbagai kampung, suku, desa, kecamatan yang ada di Kabupaten Nagekeo
Bahkan ada petinju adat/etu dari Soa, Kabupaten Ngada. Masyarakat karena begitu semangat mampu berdiri tahan di tengah terik dan panasnya matahari dari pagi sampai sore hari disekitar ring tinju adat yang terbuat dari batu-batu ceper yang disusun membentuk empat persegi panjang dipagari dengan bila bantu.
Pertandingan tinju adat tersebut dinyatakan berakir oleh masyarakat jika rawe atau petugas yang mencari lawan-lawan tinju dinyatakan tak ada lagi maka tinju adat langsung di tutup oleh Ketua Suku Nataia dengan sapan adat
Setelah itu dilakukan pelepasan gasing di tengah-tengah arena pertandingan. Total peserta tinju adat kategori anak-anak, remja dan dewasa -+ 108 partai /pasang petinju adat.
Hasil akhir dari kegiatan tinju adat/etu dapat menyimpulkan bahwa tinju adat harus dilestarikan, di kembangkan, dikelolah dibudayakan dan dipromosikan yang potensial berdampak multi diantaranya ekonomi dan usaha kecil masyarakat akan meningkat yang berdampak pada penghasilan asli daerah dari sisi budaya.
Etu harus menjadi daya dorong dan daya jual ke masyarakat dunia . Maka komunikasi dan koordinasi yang sinergisitas dan interkoneksitas harus dikolaborasikan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha agar Etu di budayakan serta kelak menjadi Ikon wisata budaya unggulan Kabupaten Nagekeo.
Unsur -unsur yang hadir pada kegiatan "Etu, tinju adat diantaranya; Kepala Dinas Kebudayaan NTT di Wakilkan Kabid Kepurbakalaan, staf dan Kru TVRI Kupang, Kadis Pendikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo diwakilkan Kabid dan Kasi Kebudayaan, Kadis Pariwisata Nagekeo, Andreas Ndona dan sejumlah staf Ketua HPI Nagekeo Johanes Niku
Sejumlah anggota DPRD Nagekeo; Pak Antonius Moti, Arnoldus Ju Wea, Ketua KPU Nagekeo ; Engelbertus Ceme, Matan Desa Olaia, Jhoni Kama dan sejumlah kepala desa lainya
Ketua Suku Nataia Patris Seo dan masyarakat umum Kampung Boanio, Suku Nataia , fungsionaris suku dan sejumlah suku -suku lain yang ada di sekitar Kabupaten Nagekeo.
"Kami menyampaikan limpah terimakasih atas kerterlibatan semua pihak yang telah mendukung kegiatan visualisasi tinju adat ini dapat berlangsung dengan baik.
"Moto Beta Budaya... "Beta ... NTT. Etu di Hatiku...," kata Kabid Kepurbakalaan, Frans Seles. (*)