Janganlah Pilkada DKI Menghilangkan Kewarasan dan Kegembiraanmu
Kita bisa memilih untuk tidak sekadar dijadikan atau menjadi konsumen demokrasi dengan menjaga kewarasan kita sebagai warganegara
Yang paling anyar, sebelum PDI-P memutuskan mendukung Ahok, sejumlah kader PDI-P termasuk Prasetyo pernah menyanyikan lagu "Ahok pasti tumbang". Lihatlah videonya di bawah ini.
Saat itu sejumlah politisi PDI-P tengah mesra-mesranya dengan Koalisi Kekeluargaan. Selain PDI-P enam partai lain yang mendeklarasikan Koalisi Kekeluargaan adalah Gerindra, PKS, PPP, Demokrat, PKB dan PAN.
Koalisi yang umurnya cuma sebentar ini pernah bersepakat untuk mencari kandidat di luar Ahok.
Bahkan, karena begitu bersemangatnya menentang Ahok, politisi PDI-P Masinton Pasaribu sempat berujar kalau "kambing dibedakin" pun akan menang lawan petahana.
PDI-P hengkang dari koalisi karena Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri memutuskan untuk mendukung pasangan Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta. Seteru Ahok, Prasetyo, ditunjuk untuk menjadi ketua tim pemenangan pasangan ini.
Prasetyo pun kini "berpelukan mesra" dengan Ahok. Semua politisi PDI-P yang dulu menentang Ahok kini dituntut balik badan untuk menyuarakan dukungan.
Anies dan mafia
Tidak kah juga Anda merasa "lucu" melihat Anies Baswedan. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dikenal sebagai sosok yang santun.
Ia bukan politisi, bukan anggota partai politik. Ia akademisi, pernah menjadi rektor Universitas Paramadina sebelum akhirnya diangkat menjadi menteri oleh Jokowi.
Anies punya jasa besar di masa kampanye Jokowi di Pilpres 2014. Ia adalah jurubicara kubu Jokowi yang kala itu berhadap-hadapan dengan Prabowo.
Kenapa harus pilih Jokowi? Kata Anies kala itu, karena memilih Jokowi tidak memiliki beban moral. Prabowo dianggap sebagai bagian dari masa lalu yang memiliki sejumlah beban moral.
"Monolog" Anies kenapa harus pilih Jokowi ketimbang Prabowo dapat dilihat pada video di bawah ini.
Di luar sosok prabowo yang dianggapnya sarat dengan beban moral masa lalu, kata Anies kala itu, para pendukungnya pun disebutnya sebagai bagian dari mafia.
Sejumlah politisi di partai pendukung Prabowo ada yang tersangkut kasus korupsi migas, haji, impor daging, Alquran, dan lumpur Lapindo.
Pada Pilpres 2014, Prabowo yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra diusung oleh Golkar, PAN, PKS, PPP, PBB, dan Demokrat.