Pengelolaan Air dan Kekeringan di NTT

Musim kemarau terjadi dalam rentang waktu panjang yakni 8-9 bulan, sedangkan musim

Editor: Dion DB Putra

Dengan kata lain, pendekatan harus berdasarkan keseimbangan antara ketersediaan air dan kebutuhan (supply and demand). Dari sisi ketersediaan, sumber daya air yang ada harus terjamin keberadaannya yang berkelanjutan, sedangkan dari sisi kebutuhan, air yang dimanfaatkan harus lebih kecil atau sama dengan ketersediaannya.

Nah, untuk itu yang perlu dilakukan adalah: (a) identifikasi dan pemetaan daerah rawan kekeringan; (b) identifikasi dan pemetaan sebaran penduduk, kebutuhan air dan ketersediaan air;
(c) sosialisasi kebutuhan dan ketersediaan air yang ada ke pihak pemakai air; (d) efisiensi penggunaan air melalui sosialisasi gerakan hemat air, termasuk pemanfaatan air sumur bor dan simpanan air embung dan waduk secara selektif dan efektif; (e) penyesuaian pola dan tata tanam; (f) kegiatan yang mendukung kelestarian alam/konservasi, dan (g) perlunya analisis pengelolaan sumber daya air sesuai kondisi masing-masing daerah yang adalah unik dan berbeda satu dengan lainnya.

Hal-hal yang terbingkai di atas menjadi bagian dari pengelolaan air dan kekeringan, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang, yang mesti dilakukan bersama.

Penutup
Dengan mempelajari dan mengetahui kondisi riil daerah NTT dengan sejumlah fakta yang berhubungan dengan air dan kekeringan, maka tugas pengelolaannya menjadi tugas bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah bersama segenap lapisan masyarakat. Jika kita memaknai bahwa kondisi alam yang semi-arid ini adalah pemberian Tuhan, maka kita harus mengelolanya secara tepat dan bijaksana, sehingga kondisi ini akan menjadi anugerah dan bukan bencana.*

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved