Bupati Tahun Sebut Bulan Bakti Gotong-royong Hidupkan Warisan Leluhur
Bupati Tahun Sebut Bulan Bakti Gotong-royong Hidupkan Warisan Leluhur. Ini saran Bupati Tahun
Penulis: Dion Kota | Editor: Adiana Ahmad
Bupati Tahun Sebut Bulan Bakti Gotong-royong Hidupkan Warisan Leluhur
Laporan Reporter Pos-Kupang.Com, Dion Kota
POS-KUPANG.COM | SOE- Rabu (15/5/2019) bertempat di Desa Haunobena, Kecamatan Kolbano Bupati TTS Egusem Piether Tahun didampingi Wakil Bupati TTS Jhony Army Konay membuka secara resmi kegiatan bulan bakti Gotong-royong tingkat Kabupaten TTS.
Pembukaan hari bulan bakti gotong-royong secara simbolis ditandai dengan pemukulan gong oleh Bupati Tahun.
Dalam sambutannya Bupati Tahun mengingatkan masyarakat Kabupaten TTS tentang hakekat dari pelaksanaan bulan bakti gotong-royong yaitu, untuk merajut kembali budaya gotong royong yang kini mulai hilang tergerus oleh perkembangan jaman.
• Polemik Anak Sekda TTS Jadi Kapus Nule Terus Bergulir
Gotong-royong sebagai warisan budaya leluhur yang harus dipertahankan karena menjadi salah satu ciri khas Bangsa Indonesia.
Dengan semangat gotong-royong, pemerintah ingin mendorong percepatan pembangunan di desa. Oleh sebab itu, berbagai program yang masuk ke desa termaksud dana desa selalu bersemangatkan semangat gotong-royong.
" Pembangunan di desa harus dilakukan dengan semangat gotong-royong. Pengembangan potensi lokal harus dilakukan dengan semangat gotong-royong. Desa Haunobena memiliki potensi wisata tangga seribu dan air panas yang bisa dikembangkan dengan semangat gotong-royong. Pemerintah siap mendukung, asalkan harus dengan bergotong-royong," ungkap Bupati Tahun.
• Rektor Unipa Maumere; Mahasiswa Terlibat grup Pornografi Diskors atau Keluar
Ungkapan senada juga diutarakan Ketua DPRD TTS, Jean Neonufa saat memberikan sambutan dalam acara tersebut. Menurutnya saat ini budaya gotong-royong mulai hilang berganti dengan budaya individualis. Hal ini berdampak pada lambatnya pertumbuhan di desa.
Oleh sebab itu, dirinya meminta masyarakat untuk menghidupkan kembali semangat gotong-royong guna mempercepat pembangunan di desa.
" Kalau dulu ada fasilitas umum yang rusak ramai-ramai masyarakat dengan budaya gotong-royong memperbaikinya. Sekarang lihat jalan rusak, masyarakat diam saja karena berpikir ada dana desa," ujar Jean. (*)