TTU Terkini

Tiga Desa di TTU Terdampak Cuaca Ekstrem, Warga Diimbau Evakuasi Mandiri

Sementara di Desa Oelami beberapa hektare lahan pertanian hortikultura milik warga rusak.

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
CUACA EKSTREM - Lokasi longsor di Desa Kiuola Kabupaten TTU Provinsi NTT menyebabkan dua kepala keluarga melakukan evakuasi mandiri. 

Menurut BMKG, Bibit Siklon Tropis 97S bergerak perlahan ke arah timur dengan kecepatan angin maksimum 15–20 knot atau sekitar 28 km/jam dan tekanan udara 1.007–1.009 hPa.

Kondisi ini berdampak pada peningkatan curah hujan, terutama di bagian selatan dan timur provinsi.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Mery Angi, S.ST, menjelaskan bahwa dinamika atmosfer saat ini mendukung pembentukan awan hujan secara intens.

"Suhu udara di NTT berkisar 29–31°C dengan anomali +0,5°C hingga +1,5°C. Kelembaban udara tinggi, antara 60–98 persen, ditambah adanya konvergensi angin di barat NTT. Semua ini diperparah oleh pengaruh Bibit Siklon Tropis 97S," ujar Mery dalam prospek cuaca resmi pada Jumat (14/11).

Dalam periode 14-17 November 2025, cuaca di sebagian besar wilayah NTT diprakirakan cerah berawan hingga hujan ringan.

Namun hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi terutama di Pulau Flores, Adonara, Lembata, Alor, Pantar, serta kawasan selatan Pulau Timor. Memasuki 18-20 November, intensitas hujan diprediksi meningkat, terutama di wilayah pesisir dan dataran rendah.

"Wilayah seperti Flores Timur, Lembata, dan Alor perlu ekstra waspada karena topografi berbukit curam. Hujan berdurasi panjang dapat memicu longsor, banjir bandang, bahkan banjir lahar hujan—khususnya di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki yang masih berstatus Siaga,” tambah Mery.

Selain hujan, angin permukaan diperkirakan bertiup lemah hingga sedang dari barat daya hingga timur laut dengan kecepatan 5-30 km/jam.

Sementara itu, gelombang laut di Selat Sape dan Samudera Hindia selatan NTB–NTT berpotensi mencapai 1,25–2,5 meter hingga 16 November malam.

Ia menegaskan perlunya kewaspadaan tinggi terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Hujan intensitas sedang (20–50 mm/jam) hingga lebat (>50 mm/jam) dapat memicu banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, hingga kerusakan bangunan. 

Warga yang tinggal di lereng, bantaran sungai, maupun jalur aliran lahar diminta menghindari aktivitas luar ruang saat hujan deras.

"Kalau ada kilat atau petir, segera cari tempat aman. Jangan berteduh di bawah pohon, jauhi tiang listrik, kolam, atau sungai. Matikan alat elektronik untuk mengurangi risiko tersambar," imbau Mery.

Ia meminta masyarakat terus memantau perkembangan cuaca melalui aplikasi Info BMKG, situs resmi bmkg.go.id, serta kanal media sosial BMKG NTT. Warga yang tinggal di daerah rawan bencana diminta menyiapkan rencana evakuasi dan berkoordinasi dengan BPBD setempat.

"Prakiraan ini bersifat dinamis. Jika ada perubahan signifikan, kami akan segera memperbarui informasi. Hubungi Stasiun Meteorologi El Tari Kupang di (0380) 821368 untuk mendapatkan informasi real-time," tutup Mery. (bbr/ray)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 

POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON 

Lokasi longsor di Desa Kiuola menyebabkan dua kepala keluarga melakukan evakuasi mandiri 

 

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

 


 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

 

 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved