Timor Tengah Selatan Terkini

Kolaborasi PNK dan Universitas Brawijaya Gelar Pendampingan Pengrajin Gula di Desa Tuasene 

Politeknik Negeri Kupang (PNK) melalui program Kosabangsa bersama Universitas Brawijaya, menggelar kegiatan pendampingan para pengrajin gula lontar.

POS-KUPANG.COM/MARIA VIANEY GOKOK
KOSABANGSA - Kolaborasi Politeknik Negeri Kupang dan Universitas Brawijaya Gelar Pendampingan Pengrajin Gula di Desa Tuasene, Kabupaten TTS, Selasa (28/10/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok


POS-KUPANG.COM, SOE - Politeknik Negeri Kupang (PNK) melalui program Kosabangsa bersama Universitas Brawijaya, menggelar kegiatan pendampingan para pengrajin gula lontar di Desa Tuasene

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari yaitu pada Selasa (28/10/2025) hingga Rabu (29/10/2025), di Kantor Desa Tuasene, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Meskipun begitu rangkaian awalnya telah dimulai sejak Bulan Juli dan Agustus 2025.

Tema kegiatan ini yaitu Transfer Teknologi Reprocessing, Branding, Packaging, dan marketing Digital, yang diikuti oleh 15 orang anggota PKK dan 15 orang pengrajin gula merah

Ketua pelaksana kegiatan ini, Hapsa Usman, SE., MM., menyampaikan bahwa menyampaikan bahwa pendampingan ini merupakan wujud pengabdian kepada masyarakat melalui program kosabangsa. 

"Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian yang dikemas dalam kompetisi melalui program kosabangsa. Dimana kosabangsa ini merupakan pengabdian nasional yang dikompetisikan diseluruh Indonesia," jelasnya. 

Hapsa Usman menyampaikan bahwa untuk NTT, ada sekitar 14 kosabangsa yang lolos, dan dari jumlah tersebut, Politeknik Negeri Kupang mendapat dua kosabangsa, salah satunya yang dilakukan saat ini di Desa Tuasene.

"Alasan pemilihan Desa Tuasene menjadi lokus kegiatan ini yaitu karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dosen Undana, bahwa Desa Tuasene memiliki potensi gula merah yang bagus dan kelompok pengrajin yang banyak, " jelasnya pada kegiatan reprosesing gula merah ini. 

Ia juga mengatakan bahwa program ini juga berfokus pada penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di NTT khususnya Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS)

"Selain memiliki pemgrajin gula yang banyak, desa ini juga memiliki angka stunting yang cukup tinggi. Sehingga kita melibatkan ibu ibu PKK untuk didampingi dalam pengolahan bahan pangan khususnya olahan gula merah. Dan pengrajin gula merah kita dampingi untuk meningkatkan produksi guna pengikatan taraf hidup, " jelas Hapsa. 

Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang telah berlangsung sejak Juli. Hapsa menjelaskan dalam kegiatan dua hari ini, para peserta akan mendapatkan ilmu, simulasi sosial menyangkut pengolahan gula merah ke gula semut yang lebih bagus, packingnya, promosi digital, sehingga gula dapat dikenal tidak hanya di pasar lokal namun dapat bersaing. 

"Selain itu dalam program ini juga kita akan bantu untuk perizinan dan juga dapat membantu pengrajin memperbaiki kualitas produk untuk dapat bersaing di pasar lebih luas," jelasnya.

Pendamping dan Pemateri dalam kegiatan ini, Prof. Prof Susinggi Wijana, menyampaikan tujuan kolaborasi ini guna efisiensi pemberdayaan masyarakat. 

"Tujuan kolaborasi ini adalah efesiensi pemberdayaan masyarakat. Jadi disini ada program desiminasi teknologi yaitu pembuatan gula swalang menjadi gula cetak dan gula semut," jelasnya pada Selasa (28/10/2025). 

Mekanisme pelaksanaannya yaitu Politeknik Negeri Kupang dan pendampingnya dari Universitas Brawijaya. 

Ia menjelaskan materi yang berkaitan dengan bilang keahlian tentang teknologi prosesing gula palm itu akan dijelaskan olehnya, sedangkan proses mikrobiologi dalam pembuatan gula merah atau gula palm ini akan disampaikan oleh Prof Nur Hidayat yang juga dari Universitas Brawijaya. 

"Pada hari ini sudah saya sampaikan prinsip-prinsip prinsip pengolahan gula cetak menjadi gula semut. Yang kita bahas yaitu terkait kualitas nira yang bagus, dapat diolah menjadi gula cek dan semut," jelasnya. 

Prof. Susinggi Wijana juga menyampaikan bahwa untuk membuat gula semut perlu nira yang lebih bagus.Selain itu, nanti akan ada produk lanjutan. Nira yang kurang bagus tadi diolah menjadi campuran gula kaca, sirup jahe, dan lainnya. 

"Setelah kegiatan ini diharapkan ada sentra UMKM punya rumah produksi di desa sehingga produk olahan menjadi produk unggulan desa. Sehingga Tuasene ini jadi produk unggulan, " ungkapnya. 

Kegiatan ini juga secara tegas mendorong pembentukan produk unggulan Desa Tuasene dalam menjawabi arahan Gubernur NTT terkait one village one produk, sehingga mendorong Desa Tuasene memiliki produk unggulan yang bersaing yaitu gula semut dan gula merah. (any)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
 
 

 

 

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved