NTT Terkini
Dokter Spesialis Saraf RSUD Johannes Kupang Ungkap Ketimpangan Tunjangan dan Fasilitas Penunjang
Selama 20 tahun mengabdikan diri sebagai ASN di RSUD Johannes Kupang, dr. Imelda menyebut pelayanan medis di rumah sakit berjalan baik
Ringkasan Berita:
- dr. Yuliana Imelda, dokter spesialis di RSUD Johannes Kupang ungkap ketimpangan tunjangan antar daerah
- Pelayanan medis di rumah sakit berjalan baik tanpa hambatan berarti terkait koordinasi antar tenaga kesehatan
- Kendala utama justru terletak pada fasilitas rumah sakit yang tertinggal dibanding sejumlah rumah sakit swasta
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Dokter spesialis saraf RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, dr. Yuliana Imelda Ora Adja, M.Biomed., Sp.N, mengungkap sejumlah tantangan yang masih dihadapi tenaga spesialis di Nusa Tenggara Timur (NTT). Mulai dari fasilitas penunjang yang terbatas hingga ketimpangan tunjangan antar daerah.
Meski demikian, ia menegaskan pelayanan kesehatan, khususnya di RSUD Johannes Kupang, tetap berjalan optimal berkat kerja sama lintas profesi yang kuat.
Selama 20 tahun mengabdikan diri sebagai ASN di RSUD Johannes Kupang, dr. Imelda menyebut pelayanan medis di rumah sakit berjalan baik tanpa hambatan berarti terkait koordinasi antar tenaga kesehatan.
Kendala utama justru terletak pada fasilitas rumah sakit yang tertinggal dibanding sejumlah rumah sakit swasta.
“Gedung dan fasilitas kami memang kalah jauh dengan rumah sakit swasta. Itu menjadi kendala terbesar saat ini, terutama karena pemeriksaan penunjang seperti CT-scan dan MRI hanya tersedia di beberapa rumah sakit tertentu,” ujar dr. Imelda kepada POS-KUPANG.COM(21/11/2025).
Distribusi Dokter Spesialis Saraf Tidak Merata
Meski Kota Kupang memiliki jumlah dokter spesialis saraf yang memadai—lima orang di RSUD Johannes Kupang—ketimpangan distribusi tenaga ahli masih menjadi masalah besar di NTT.
Dari total 21 dokter spesialis saraf di seluruh provinsi, sebagian besar terpusat di Kupang.
“Ada lima kabupaten yang sampai saat ini masih kosong dokter spesialis saraf. Ini harus menjadi perhatian serius,” ujarnya.
Tunjangan Jauh Tertinggal Dibanding Kabupaten Lain
Salah satu isu paling mencolok adalah soal tunjangan dokter spesialis di RSUD Johannes Kupang yang disebut jauh tertinggal dibanding rumah sakit milik pemerintah daerah lain.
“Kami tidak punya tunjangan khusus dari provinsi. Hanya mengandalkan jasa pelayanan BPJS Kesehatan dan TPP sekitar Rp2–3 juta. Sementara di daerah lain, dokter spesialis bisa mendapatkan tunjangan hingga Rp30 juta sampai Rp45 juta, seperti di Malaka, Nagekeo, dan Ende,” kata dr. Imelda.
Selain itu, fasilitas seperti rumah dinas dan kendaraan dinas kini juga semakin dibatasi. Rumah dinas tersedia hanya jika ingin ditempati, sementara penggantian uang rumah dinas sudah ditiadakan. Kendaraan dinas pun belum merata, tanpa dukungan bahan bakar seperti sebelumnya.
Kebijakan Pengabdian: Dokter Wajib Kembali ke NTT
| PLN Tingkatkan Daya Listrik RSPP Betun, Dukung Lompatan Kualitas Kesehatan di Perbatasan RI-RDTL |
|
|---|
| Resistensi Vektor Nyamuk di NTT Meningkat,Ahli Peringatkan Ancaman Serius bagi Pengendalian Penyakit |
|
|---|
| Injourney Airports Canangkan Penghijauan di Bandara El Tari Kupang |
|
|---|
| Termasuk NTT, PELNI Siapkan Diskon 20 Persen Tiket Kapal untuk Nataru |
|
|---|
| Pertamina Patra Niaga Klaim Kebutuhan BBM Sudsidi Kabupaten Sikka Terpenuhi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Dokter-spesialis-saraf-RSUD-Prof-Dr-W-Z-Johannes-Kupang-dr-Yuliana-Imelda-Ora-Adja-MBiomed.jpg)