Timor Tengah Utara Terkini
ITB Dorong Kemandirian Tani Melalui Teknologi Solar Water Pump di Desa Lokomea
Teknologi Solar Water Pump melalui DPMK bersama Universitas Timor (Unimor) melaksanakan program dengan tema Solar Water Pump.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Apolonia Matilde
Ringkasan Berita:
- ITB Dorong Kemandirian Tani Melalui Teknologi Solar Water Pump di Desa Lokomea
- Beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan tersebut, meliputi pemasangan dan peresmian pompa air tenaga surya
- Berdasarkan laporan BMKG Dasarian II Januari 2025, wilayah Kabupaten TTU termasuk daerah dengan curah hujan di bawah 50 mm
- Program ini merupakan bagian dari Skema Pengabdian Masyarakat Bottom-Up Lingkar 5 Tahun 2025, yang menyasar daerah 3T
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMK) Universitas Timor (Unimor) melaksanakan program dengan tema “Solar Water Pump: Teknologi Tepat Guna dalam Diversifikasi Tanaman dan Pemberdayaan Komunitas Tani di Desa Lokomea, Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu (9/11) hingga Rabu (12/11) lalu.
Beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan tersebut, meliputi pemasangan dan peresmian pompa air tenaga surya yang dilaksanakan di bawah koordinasi Dosen FPSK Unimor, Melkisedek Bukifan, SP, M.Si.
Selanjutnya, tim melakukan peninjauan kinerja sistem pompa, memastikan seluruh komponen berfungsi dengan baik, serta melakukan peresmian bersama pemerintah dan masyarakat desa.
Peresmian dilaksanakan secara sederhana di area pertanian warga, dihadiri oleh Kepala Desa Lokomea, perangkat desa, perwakilan kelompok tani, dan masyarakat sekitar.
Tahapan kegiatan terakhir, yakni Tim ITB mengadakan dialog bersama pemerintah desa dan masyarakat untuk mengevaluasi hasil program dan mendiskusikan potensi pengembangan ke depan.
Ketua tim, Dr. apt. Defri Rizaldy mengatakan, Desa Lokomea yang terletak di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dikenal memiliki potensi pertanian yang sangat baik.
Namun, setiap tahun masyarakat setempat diperhadapkan pada tantangan besar akibat curah hujan yang sangat rendah.
Berdasarkan laporan BMKG Dasarian II Januari 2025, wilayah Kabupaten TTU termasuk daerah dengan curah hujan di bawah 50 mm per dasarian dan rata-rata hari tanpa hujan antara 6 hingga 10 hari.
Situasi ini membuat banyak lahan pertanian kesulitan memperoleh air yang cukup untuk irigasi. Kondisi kekeringan tersebut semakin sering terjadi karena pengaruh fenomena El Niño yang berkepanjangan. Hal ini menyebabkan petani di Lokomea sering kali gagal panen, hasil kebun seperti jagung, padi, serta tanaman hortikultura tidak lagi bisa diandalkan sebagai sumber penghasilan utama.
Melihat persoalan ini, ITB melalui DPMK yang berkolaborasi bersama Unimor melaksanakan program bertema “Solar Water Pump: Teknologi Tepat Guna dalam Diversifikasi Tanaman dan Pemberdayaan Komunitas Tani di Desa Lokomea.”
Program ini merupakan bagian dari Skema Pengabdian Masyarakat Bottom-Up Lingkar 5 Tahun 2025, yang menyasar daerah 3T atau wilayah dengan akses pembangunan terbatas.
“Kami ingin memastikan sistem berjalan optimal dan bisa bermanfaat langsung bagi masyarakat. Harapannya, sistem ini bisa terus berfungsi tanpa dan meningkatkan produktivitas warga sekitar,” jelasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Resmika-teknologi-Sola-Water-Pump.jpg)