NTT Terkini
Resistensi Vektor Nyamuk di NTT Meningkat,Ahli Peringatkan Ancaman Serius bagi Pengendalian Penyakit
Resistensi Vektor Nyamuk di NTT meningkat, Ahli Entomolog Kesehatan Hermina Mau peringatkan Ancaman Serius bagi Pengendalian Penyakit
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eugenius Suba Boro
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Resistensi Vektor Nyamuk di NTT meningkat, Ahli Entomolog Kesehatan Hermina Mau peringatkan Ancaman Serius bagi Pengendalian Penyakit
Hermina Mau, SKM., M.Sc menjelaskan, Resistensi Vektor Penyakit khususnya Nyamuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin menunjukkan tren mengkhawatirkan.
Berdasarkan kajiannya resistensi terhadap insektisida telah ditemukan di sejumlah wilayah dan berpotensi mengancam efektivitas Pengendalian Penyakit berbasis vektor seperti malaria, demam berdarah dengue (DBD) dan filariasis.
Dalam artikel ilmiah tersebut dijelaskan bahwa NTT merupakan daerah endemis berbagai penyakit tular vektor, yang membuat penggunaan insektisida menjadi metode utama dalam upaya pencegahan. Insektisida digunakan melalui larvasida, fogging, kelambu berinsektisida (LLINs), hingga penyemprotan dinding rumah (IRS). Namun penggunaan jangka panjang telah memicu resistensi pada beberapa spesies nyamuk.
Baca juga: Cegah Penyakit Malaria, Kadis Kesehatan SBD Imbau Warga Jaga Hidup Sehat dan Gunakan Kelambu
Sejumlah penelitian memperlihatkan pola resistensi yang sudah terjadi. Penelitian tahun 2018 di Kota Kupang menunjukkan nyamuk Anopheles sp. resisten terhadap malathion dengan kategori tinggi. Temuan serupa juga terjadi pada nyamuk Culex sp. yang resisten terhadap permethrin berdasarkan publikasi tahun 2021. Di Kabupaten Sikka, vektor filariasis telah terbukti resisten terhadap permethrin dan bendiocarb. Bahkan, prosiding FKH Undana tahun 2019 mencatat resistensi bendiocarb pada Anopheles sp. di Sumba Barat Daya.
Menurut Hermina Mau, resistensi merupakan kemampuan vektor bertahan hidup dari dosis insektisida yang seharusnya mematikan. Resistensi dapat berkembang dalam hitungan bulan hingga tahun, tergantung intensitas penggunaan insektisida. Tidak hanya penggunaan insektisida di sektor kesehatan, tetapi juga pestisida pada pertanian dan obat nyamuk rumah tangga turut mempercepat proses resistensi tersebut.
“Fenomena resistensi bukan lagi wacana, tetapi kenyataan biologis yang sudah teramati di sejumlah wilayah. Jika tidak dikendalikan, resistensi dapat memicu gagalnya program pengendalian penyakit dan meningkatkan risiko KLB,” tulis Hermina dalam laporannya.
Ia menegaskan bahwa resistensi yang terus meningkat dapat memperpanjang rantai penularan penyakit karena vektor resisten memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Bahkan penggunaan insektisida dari golongan yang sama pada semua fase pertumbuhan nyamuk berpotensi menimbulkan resistensi di seluruh tahap metamorfosis.
Baca juga: Tanggapi KLB, Dinkes Sabu Raijua Fogging Sejumlah Wilayah Penyebaran Demam Berdarah
Hermina menekankan pentingnya uji monitoring resistensi secara berkala setiap 1–2 tahun oleh instansi kesehatan provinsi maupun kabupaten/kota bekerja sama dengan laboratorium penelitian. Metode uji meliputi bioassay WHO, CDC Bottle Assay, hingga tes biokimia dan molekuler. Evaluasi ini menjadi dasar untuk menentukan jenis insektisida yang tepat serta strategi rotasi penggunaannya.
Ia juga mengingatkan bahwa upaya pengendalian tidak harus dihentikan, melainkan dilakukan secara lebih bijak melalui pendekatan Integrated Vector Management (IVM) yang memadukan metode kimia, fisik, serta modifikasi lingkungan. Edukasi kepada masyarakat juga penting untuk mengurangi penggunaan obat nyamuk rumah tangga secara berlebihan.
Sebagai provinsi endemis dengan kepadatan vektor tinggi dan riwayat peningkatan kasus, NTT disebut sebagai wilayah yang sangat perlu melakukan uji resistensi secara komprehensif. Jika tidak ditindaklanjuti, resistensi vektor dapat menjadi ancaman nyata terhadap pencapaian tujuan pembangunan bidang kesehatan sebagaimana tercantum dalam SDGs poin ke-3, serta Asta Cita yang menekankan pentingnya kesehatan masyarakat dan lingkungan. (uge)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
NTT Terkini
Resistensi Vektor Nyamuk di NTT
Ahli Entomolog Kesehatan
Ancaman Serius
Pengendalian Penyakit
Hermina Mau
POS-KUPANG.COM
berita terkini Pos Kupang
| Pertamina Patra Niaga Klaim Kebutuhan BBM Sudsidi Kabupaten Sikka Terpenuhi |
|
|---|
| Pendeta Jason Gracely Adu Terpilih Jadi Ketua Badan Pengurus Daerah GSJA NTT |
|
|---|
| Kajati NTT Akui Sudah Periksa Mantan Kajari dan Bupati Manggarai |
|
|---|
| SK PPPK Tahap II Segera Diserahkan, Kepala BKD NTT: Dua Orang Masih Terkendala |
|
|---|
| PLN Perkuat Sistem Kelistrikan Adonara, Tambah Pembangkit 5 MW Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Entomolog-Kesehatan-Hermina-Mau-SKM-MSc.jpg)