NTT Terkini 

Pemerintah Dorong Dua Proyek Hilirisasi Strategis di NTT: Garam dan Rumput Laut

Tantangan berikutnya datang dari aspek energi dan setiap industri memerlukan pasokan listrik yang memadai.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ONONG BORO
PERCEPATAN HILIRISASI - Sekretaris Sekretariat Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Dani Setiawan, M.Si. 

Ringkasan Berita:
  • Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu wilayah prioritas nasional dalam pengembangan proyek hilirisasi sumber daya alam
  • Seminar Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional di Universitas Nusa Cendana, Jumat (14/11/2025)
  • Dua proyek hilirisasi strategis di NTT, yakni hilirisasi garam dan hilirisasi rumput laut.

 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eugenius Suba Boro

POS-KUPANG.COM, KUPANG —  Sekretaris Sekretariat Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Dani Setiawan, M.Si., menegaskan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu wilayah prioritas nasional dalam pengembangan proyek hilirisasi sumber daya alam, khususnya di sektor kelautan dan perikanan.

Hal ini disampaikan dalam wawancara khusus seusai Seminar Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional di Universitas Nusa Cendana, Jumat (14/11/2025).

Menurut Dani, pemerintah pusat melalui Satgas Hilirisasi telah mengusulkan 18 proyek hilirisasi kepada Presiden pada tahun ini, dan seluruhnya telah mendapatkan persetujuan.

“Sekarang sedang dikaji oleh Danantara untuk skema pembiayaannya, dan di akhir tahun sudah ada final,” ujarnya.

Dani mengungkapkan bahwa NTT menjadi salah satu daerah yang diprioritaskan melalui dua proyek hilirisasi strategis, hilirisasi garam dan hilirisasi rumput laut.

Baca juga: Seminar Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Soroti Potensi Kelautan, Garam dan Rumput Laut

“Kedua komoditas ini sudah masuk sebagai proyek yang akan didorong melalui agenda hilirisasi. Presiden dan Ketua Satgas memberi mandat agar Sekretariat Satgas mendalami dan mengeksplorasi seluruh usulan proyek di daerah, termasuk NTT,” kata Dani.

Ia menjelaskan bahwa potensi NTT sangat besar. Untuk rumput laut, beberapa wilayah seperti Kupang dan Rote Ndao telah diidentifikasi sebagai basis produksi nasional. Sementara untuk garam, sejumlah kabupaten di NTT memiliki kualitas bahan baku yang memungkinkan pengembangan garam industri dengan kadar NaCl di atas 98 persen, yang sulit dicapai di Jawa.

“Dari riset KKP, NTT ini sangat menarik. Dengan teknologi tertentu, meskipun penggaraman masih tradisional, kualitas NaCl dapat mendekati standar industri. Ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada garam impor,” jelasnya.

Dani menekankan bahwa hilirisasi tidak hanya berbicara soal bahan baku, tapi juga kemampuan inovasi.

Karena itu, kolaborasi dengan perguruan tinggi dinilai sangat penting.

“Hilirisasi membutuhkan sumber daya manusia yang kuat dan inovasi teknologi. Ini yang membedakan kebijakan hilirisasi dari pola lama yang hanya mengekspor bahan mentah. SDM dan inovasi menjadi karakteristik utama industri pengolahan ke depan,” katanya.

Meski potensi besar, Dani mengakui masih ada beberapa tantangan. Salah satunya adalah akses terhadap sumber daya alam, terutama dalam konsolidasi pasokan untuk memenuhi skala industri.

“NTT adalah produsen rumput laut besar. Tapi masih ada kendala infrastruktur dan logistik. Bagaimana kita mengumpulkan pasokan dalam skala tertentu agar industri bisa dibangun di sini? Ini menjadi PR kami bersama kementerian teknis, terutama KKP,” ujarnya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved