Sosok dan Profil

Sosok Yolce Yositha Bano, Lebih Nyaman Berbuat Daripada Banyak Bicara

Anak pertama dari empat bersaudara, putri dari pasangan Yustinus Bano dan Harlenci Bano ini sangat kuat memegang prinsip hidup.

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
SOSOK- Sosok Yolce Yositha Bano, karyawati swasta di Kupang, Provinsi NTT 

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Tidak semua sosok menonjol dengan kata-kata atau tindakan yang terlihat mencolok. Ada pribadi yang hadir dengan cara yang lebih halus,diam, tetapi kuat. 

Salah satunya adalah Yolce Yositha Bano, perempuan kelahiran Kupang, 20 Januari 1987. 

Anak pertama dari empat bersaudara, putri dari pasangan Yustinus Bano dan Harlenci Bano ini sangat kuat memegang prinsip hidup.

 Saat ini, ia bekerja sebagai karyawan swasta dan menetap di RT 022 / RW 01 Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang.

Sosok Yolce dikenal sederhana dan pendiam. Ia bukan tipe yang mudah angkat bicara atau menonjolkan diri. 

Baca juga: Sosok Roos FRW Dethan, ASN yang Peduli dengan PAUD dan Pendidikan Nonformal

Namun, di balik sikapnya yang tenang, tersimpan karakter yang tegas dan berprinsip. 

Ia menjalani hidup dengan kerja keras, tidak ingin merepotkan orang lain, dan senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal.

“Saya lebih nyaman berbuat daripada banyak berbicara,” ujarnya singkat ketika ditemui di Kupang Jumat (7/11/2025).

Baginya, bekerja bukan sekadar memenuhi kebutuhan hidup. Itu adalah bentuk tanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga, dan terutama kepada Tuhan. 

Karena itu pula, ia terbiasa memikul beban dan menjalani tugas tanpa keluhan.

Baca juga: Sosok Kapten Margaretha Tanasale, Kowad yang Jadi Danramil Wanita Pertama di NTT

“Kalau bukan kita yang berjuang untuk diri sendiri, siapa lagi?” ucapnya pelan namun mantap.

Kesederhanaan menjadi napas dalam kesehariannya. Ia tidak terbiasa mencampuri urusan orang lain dan memilih untuk menghormati jalan hidup masing-masing.

“Saya lebih memilih memperbaiki diri daripada mengomentari hidup orang lain,” kata Yolce.

Prinsip tersebut membuatnya selalu menjaga diri agar tidak menjadi beban bagi siapa pun. Menurutnya, setiap orang sudah memiliki pergumulan hidupnya sendiri.

“Kalau kita bisa berdiri sendiri, berdirilah. Jangan menambah beban orang lain,” ungkapnya.

Baca juga: Sosok Evan Tuan, Petani Perantau yang Menyulap Lahan Tidur Jadi Sumber Harapan

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved