Sidang Kasus Prada Lucky

Ibu Angkat Prada Lucky Ungkap Luka-luka di Tubuh Korban dan Permohonan agar Tak Dipukul Lagi

Saksi menuturkan, ia pulang sekitar pukul 21.30 dan kembali ke rumah sakit keesokan paginya, 5 Agustus, saat kondisi Lucky semakin memburuk.

|
Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/YUAN LULAN
BERI KESAKSIAN - Mama angkat Prada Lucky Namo, Maria Anselina Madhe jadi saksi ke-10, saat memberi kesaksian dan didampingi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Selasa (4/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Mama angkat Prada Lucky Namo, Maria Anselina Madhe jadi saksi ke-10 
  • Saat memberi kesaksian ia didampingi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
  • Mama angkat Prada Lucky Namo sering berkunjung dan menjaga Prada Lucky saat dirawat di RSUD Aeramo
  • Ia juga bersaksi kondisi Prada Lucky memburuk pada (5/8/2025) dan akhirnya meninggal pada (6/8/2025). 

 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan

POS-KUPANG.COM, KUPANG — Sidang lanjutan kasus kematian Prada Lucky berlangsung di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Selasa (4/11/2025). 

Sidang dengan nomor perkara 41-K/PM.III-15/AD/X/2025 ini menghadirkan saksi ke-10, Maria Anselina Madhe, yang merupakan ibu angkat almarhum Prada Lucky. Saksi hadir didampingi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Dalam kesaksiannya di hadapan majelis hakim, Maria Anselina Madhe menceritakan kronologi pertemuannya dengan almarhum sejak Juli 2025 di Batalion 834/Waka Mere, saat ia sering mengambil makanan sisa dari markas untuk pakan ternak. 

Sejak itu, hubungan mereka menjadi akrab, dan Lucky kerap menginap di rumahnya di Nagekeo.

Menurut saksi, pada 26 Juli 2025 sore, almarhum datang ke rumahnya dan bermalam. 

Baca juga: Ibunda Prada Lucky Usap Kepala Prada Richard dan Sampaikan Hal Ini

Esok paginya, 27 Juli, mereka sempat pergi ke kebun, lalu pulang malam hari. Pada 28 Juli pagi, Lucky kembali datang dalam keadaan penuh luka.

 “Waktu itu saya baru pulang antar anak ke sekolah. Lucky yang bukakan pintu. Saya tanya kenapa datang lagi, dia buka baju dan tunjukkan luka-luka di badan,” ujar Maria di hadapan majelis hakim.

“Dia bilang, ‘Mama, beta dipukul.’ Ketika saya tanya siapa yang pukul, dia jawab: senior,” lanjutnya.

Maria mengaku panik saat melihat kondisi tubuh Prada Lucky yang dipenuhi luka.

 “Luka di punggung sampai pinggang, pipi kanan bengkak, tangan kiri-kanan bengkak, paha kanan-kiri memar biru. Luka di punggung seperti bekas cambuk karena kulitnya sudah mulai terkupas,” ungkapnya.

Saksi menyebut, almarhum mengaku dicambuk menggunakan selang kompresor, dan sempat berpesan agar keberadaannya tidak diberitahukan kepada siapapun.

Beberapa saat kemudian, Maria mendapat telepon dari nomor Lucky. Dari seberang, seseorang yang mengaku senior almarhum menanyakan keberadaan Lucky.

“Saya bilang tidak tahu, karena itu permintaan Lucky. Tapi mereka bilang kalau Lucky datang ke rumah, tolong tahan,” tutur saksi.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved