NTT Terkini
Universitas Timor Kukuhkan Dua Guru Besar
Dikatakan Prof Paulus, saat ini sebagian besar tumpuan produksi daging di Indonesia bersumber dari peternakan rakyat.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Universitas Timor (UNIMOR) melakukan pengukuhan dua orang guru besar pada, Kamis, 16 Oktober 2025 di Balai Biinmaffo, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dua guru besar tersebut berasal dari Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Sains dan Kesehatan, Unimor.
Dua guru besar yang dikukuhkan pada kesempatan itu yakni; Prof. Dr. Ir. Charles Venerius Lisnahan, S. Pt., MP., IPU dalam ranting ilmu/kepakaran ternak unggas/usaha budidaya unggas dan Prof. Dr. Ir. Paulus Klau Tahuk, S. Pt., MP., IPU dalam ranting ilmu/kepakaran produksi ternak potong.
Pengukuhan Guru Besar Unimor ini dihadiri Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XV NTT adalah Prof. Dr. Adrianus Amheka, ST., M. Eng, Gubernur NTT atau yang mewakili, Bupati TTU yang diwakili Sekda TTU, Rektor, Wakil Rektor dan para dosen Unimor, Forkopimda Kabupaten TTU, akademisi dari sejumlah universitas dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Dalam orasi ilmiah, Prof. Dr. Ir. Charles Venerius Lisnahan, S. Pt., MP mengatakan, judul orasi ilmiah dalam pengukuhan sebagai guru besar Unimor yakni "Perbaikan Pertumbuhan Ayam Kampung dengan Modifikasi Balance Amino Acids".
Ia menegaskan, masih banyak hal yang harus diteliti dari seekor ayam kampung karena variasi pertumbuhan dan indikator lainnya. Riset ini merupakan salah satu peluang pasar dan sejumlah manfaatnya lainnya dapat menginspirasi petani peternak untuk mengembangkan usaha ayam kampung.
Baca juga: Dosen Unimor Tingkatkan Pengetahuan Warga Perbatasan Melalui PkM Kosabangsa Kemendiktisaintek
Prof Charles menjelaskan, fenomena pakan untuk pertumbuhan ayam kampung belum diketahui secara jelas. Hal ini disebabkan oleh banyak peneliti tidak melakukan riset mengenai ayam kampung.
"Apabila dibandingkan dengan penelitian ayam strain modern," ucapnya.
Pengembangan ayam kampung tidak terlepas dari kendala utama yaitu pengaruh faktor endogen dari ayam kampung itu sendiri yaitu laju pertumbuhan rendah, efisiensi pakan rendah dan rendahnya produksi telur, usaha yang belum mengarah pada ekonomi yang efisien , pengetahuan tentang pengelolaan dan manajemen pakan masih rendah sebagai dampak dari belum ada pedoman baku kebutuhan makro dan mikro nutrien dalam pakannya.
Hal ini berbeda dengan ayam broiler dan ayam ras petelur yang sudah mantap dan meyakinkan dari aspek potensi.
Riset-riset tentang ayam broiler dan ayam ras petelur telah berkembang sangat jauh dengan dukungan dana dana dan investasi yang sangat besar di tingkat riding farm maupun perusahaan-perusahaan pendukungnya.
"Baik di tingkat fakultas universitas maupun di tingkat lembaga penelitian peternakan," ungkapnya.
Menurut Prof Charles, pakan menjadi faktor utama pertumbuhan dan produksi karena dari segi efisiensi produksi menghabiskan lebih dari 70 persen total cost.
Masalah yang dihadapi dalam penyediaan pakan ayam kampung adalah harga pakan yang mahal dan tidak stabil karena, beberapa bahan baku utama masih diimpor dari luar negeri.
Salah satu alternatif mengurangi ketergantungan pada pakan impor adalah memaksimalkan penggunaan bahan pakan lokal konvensional dan non konvensional.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Kukuhkan-guru-besar.jpg)