Guru Aniaya Siswa Hingga Tewas
Wali Kelas Akui Baru Tahu Siswanya Tewas Dipukul Guru Setelah Kabar Duka Menyebar
Di seberang lapangan, sekitar 50 meter dari ruang kelas, terdapat tiga bangunan terpisah yang difungsikan sebagai ruang guru.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Kristoforus Bota
POS-KUPANG.COM, BETUN - Wali Kelas V SD Inpres One, Yulens Nokas, mengaku baru mengetahui kabar meninggalnya muridnya, Rafi To, setelah kabar duka menyebar buntut peristiwa tragis pemukulan yang dilakukan oleh guru penjaskes di sekolah tersebut.
Rafi, siswa kelas V asal Desa Poli, Kecamatan Santian, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), dinyatakan meninggal dunia usai dipukul menggunakan batu oleh gurunya sendiri.
Saat ditemui POS-KUPANG.COM di kediamannya di Desa Poli, Rabu (15/10/2025), Yulens menjelaskan bahwa ia tidak mengetahui sama sekali kejadian itu hingga kabar duka tersebar di lingkungan sekolah.
“Terkait kejadian ada guru yang memukul murid saya pakai batu, saya baru tahu setelah Rafi meninggal. Baru setelah itu saya dengar kalau dia meninggal karena dipukul di kepala oleh guru itu,” ungkap Yulens.
Yulens menambahkan, dirinya tidak sempat melayat ke rumah duka karena sedang berada di Kota Soe untuk mengurus berkas Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Baca juga: Polres TTS Tunggu Hasil Autopsi Jenazah Siswa SD Korban Penganiayaan oleh Guru di Kecamatan Santian
“Saya hanya dengar kabar bahwa anak murid saya meninggal. Saya tidak sempat melayat karena masih urus berkas PPG di Soe,” jelasnya.
Ia mengenang almarhum Rafi sebagai anak yang ramah, pendiam, dan cerdas. Menurut Yulens, selama ini Rafi tidak pernah berbuat nakal dan tidak memiliki riwayat sakit.
“Rafi itu anaknya baik, ramah, dan pendiam. Dia cukup cerdas. Selama ini dia tidak pernah nakal, tidak pernah sakit, dan kalau ada ketidakhadiran pun biasanya hanya karena alpa, bukan karena sakit,” ujarnya.
Sementara itu, guru SD Inpres One lainnya, Femri Liu Nome (36), yang ditemui terpisah dikediamannya, juga mengaku tidak mengetahui peristiwa pemukulan tersebut. Pada saat kejadian, ia sedang mengikuti ujian PPG di Kota Soe.
“Saya sama sekali tidak tahu waktu kejadian itu, karena saat itu saya sedang ikut ujian PPG di Soe,” ungkap Femri.
Femri mengatakan, dirinya baru mengetahui kabar meninggalnya Rafi setelah kepala sekolah mengumpulkan seluruh guru untuk melayat ke rumah duka.
Baca juga: BREAKING NEWS: Aniaya Siswa Hingga Tewas, Guru SD di Kecamatan Santian TTS Ditetapkan Jadi Tersangka
“Setelah Rafi meninggal, barulah kami dikumpulkan oleh kepala sekolah untuk pergi melayat,” katanya.
Menurutnya, seluruh guru SD Inpres One, bersama guru SMP Kristen Poli, SMA Kristen Poli, serta para siswa, turut hadir memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.
“Semua guru dan murid ikut melayat, termasuk juga Pak Yafet Nokas,” tutupnya.
Saat dipantau, SD Inpres One berada di kawasan yang agak rendah di Desa Poli. Sekolah dasar itu tampak asri dan tenang dengan enam ruang kelas yang berjajar rapi di sisi lapangan hijau yang luas, ditumbuhi rerumputan segar. Di depan deretan ruang kelas itu berdiri tegak sebuah pohon mangga yang rindang.
Di seberang lapangan, sekitar 50 meter dari ruang kelas, terdapat tiga bangunan terpisah yang difungsikan sebagai ruang guru.
Lingkungan sekolah itu tampak indah dengan deretan bunga-bunga hias yang tumbuh rimbun di depan ruang kelas, menambah warna dan keindahan suasana belajar.
Di sekeliling area sekolah, tampak pula deretan pohon kelapa dan pepohonan lain yang menjulang tinggi. (ito)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.