NTT Terkini

SMK Cartintes Atambua Jadi Duta Rekonsiliasi di Festival Fronteira Timor Leste

Dalam ajang penting yang bertema besar rekonsiliasi antara Indonesia dan Timor Leste ini, SMK Cartintes Atambua dijadwalkan tampil memukau

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
SMK Cartintes Atambua dari Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), hadir sebagai delegasi Indonesia yang membawa misi damai dan rekonsiliasi ke Festival Fronteira Timor Leste (FFTL) di Covalima-Suai yang berlangsung pada 9–11 Oktober 2025. 

POS-KUPANG.COM, TIMOR LESTE – SMK Cartintes Atambua dari Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), hadir sebagai delegasi Indonesia yang membawa misi damai dan rekonsiliasi ke Festival Fronteira Timor Leste (FFTL) di Covalima-Suai yang berlangsung pada 9–11 Oktober 2025.

Dalam ajang penting yang bertema besar rekonsiliasi antara Indonesia dan Timor Leste ini, SMK Cartintes Atambua dijadwalkan tampil dengan tarian tradisional "Batu Tumbuh Cerita". 

Tarian ini dipilih untuk menyampaikan narasi tentang asal-usul, sejarah, dan nilai-nilai luhur masyarakat Pulau Timor, menegaskan seni dan budaya melampaui batas politik.

Pulau Timor Hanya Satu, Namun Memiliki Dua Bendera

Di tengah euforia pembukaan festival, Kepala Sekolah SMK Cartintes Atambua, Yohanes Tubani, S.Pd, yang juga menjabat Ketua Sanggar TAMLILA, menyampaikan pesan yang menyentuh hati dan sarat makna persatuan.

"Kami datang dengan satu pesan yang selalu kami yakini: Pulau Timor hanya satu, namun memiliki dua bendera. Dua-duanya adalah pemilik sah. Secara politik, mereka mungkin terpisah, tetapi dalam budaya, mereka adalah satu. Kami semua adalah Anak-anak Rai Timor," tegas Bapak Yohanes Tubani.

Baca juga: SMK Cartintes Atambua Gelar Malam Renungan Peringatan Hari Sumpah Pemuda

Pernyataan tersebut menyoroti ikatan historis dan kultural yang kuat, di mana masyarakat di kedua sisi perbatasan berbagi leluhur, bahasa, dan tradisi yang sama, menjadikannya satu kesatuan budaya yang tak terpisahkan.

Budaya dan Pendidikan: Pintu Masuk Rekonsiliasi Paling Aman

Kehadiran SMK Cartintes Atambua dalam FFTL 2025 menjadi penanda penting bahwa hubungan dua negara bertetangga ini terus membaik, terutama melalui jalur non-politik yang lembut namun efektif.

"Kami sangat bersyukur diundang dalam kegiatan ini karena tema besarnya adalah rekonsiliasi antara Indonesia-Timor Leste. Kami percaya bahwa pendidikan dan kebudayaan adalah pintu masuk yang paling aman dan efektif untuk merajut kembali tali persaudaraan," ujarnya.

Melalui pertukaran pelajar dan seni budaya seperti ini, generasi muda dari kedua negara dapat berinteraksi langsung, saling mengenal, dan merayakan kesamaan mereka.

Langkah ini dinilai sebagai cara yang paling ampuh untuk membangun rasa saling percaya dan memastikan masa depan perbatasan yang damai, di mana warisan budaya bersama menjadi fondasi persahabatan yang kokoh. Keikutsertaan ini membuktikan bahwa bahasa seni adalah diplomasi paling universal dan bermakna. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved