NTT Terkini
UMKM Go Digital: Pemanfaatan Meta ADS Untuk Digital Marketing
Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan promosi relatif rendah, bahkan pada beberapa platform dapat dilakukan secara gratis.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Perubahan perilaku konsumen dari sistem berbelanja offline ke online menyebabkan pelaku usaha mulai beralih ke digital marketing yang dinilai lebih efektif dan efisien untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas.
Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan promosi relatif rendah, bahkan pada beberapa platform dapat dilakukan secara gratis.
Konsumen juga dimudahkan dalam mendapatkan informasi produk dan melakukan transaksi secara real time.
Peralihan ke digital marketing ini menjadi sebuah keharusan untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar sehingga setiap pelaku usaha dituntut untuk menguasai teknologi, termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pemanfaatan media sosial, makretplace, dan platform digital lainnya dalam pemasaran produk dapat memudahkan UMKM untuk menarik konsumen.

Baca juga: Faperta Undana Luncurkan Program Kemitraan Masyarakat Aplikasi Irigasi Tetes Otomatis
Komunikasi dengan konsumen dapat dilakukan secara langsung karena seluruh konsumen aktif di media sosial sehingga pelayanan yang diberikan maksimal. Melalui platform digital, para pelaku UMKM dapat memperbaharui informasi produk dengan mudah agar kesadaran konsumen terkait produk meningkat (Purwati et al., 2022).
Menurut Kementerian Perdagangan, pada tahun 2023 jumlah UMKM yang telah memanfaatkan teknologi digital sebanyak 22 juta atau sebesar 33,6 persen dari total UMKM. Artinya persentase UMKM yang belum memanfaatkan teknologi digital masih tinggi yakni sebesar 66,4 persen .
Data tersebut mengindikasikan ada potensi yang cukup tinggi dalam memajukan industri ekonomi digital. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan sebanyak 30 juta UMKM Digital pada tahun 2024.
Oleh karena itu Pemerintah mendorong dan mengupayakan UMKM memperoleh akses dan keterampilan digital melalui program Go Digital (Institute for Development of Economics and Finance, 2024).
Penerapan program Go Digital ini merupakan upaya ketahanan ekonomi karena UMKM memiliki kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi negara.
Melalui teknologi digital UMKM diharapkan dapat memperluas pasarnya dan tidak terasingkan oleh perkembangan digitalisasi (Pangestu et.al, 2024). Selanjutnya UMKM akan terdorong untuk meningkatkan kualitas produk dan kemasan agar menarik minat konsumen yang terpengaruh oleh globalisasi. Dengan demikian, program ini akan meningkatkan omzet dan daya saing ditengah persaingan yang semakin ketat (Pratama et al., 2024).
Baca juga: IMPM Kupang dan Faperta Undana Berkolaborasi Wujudkan Ketahanan Pangan di Desa Mata Air
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), program Go Digital mulai menunjukkan hasil positif melalui pelatihan digital, pemanfaatan media sosial, Google Business Profile, dan Meta Ads. UMKM juga mulai memanfaatkan e-commerce untuk memperluas pasar. Data Bank Indonesia menunjukkan peningkatan transaksi digital QRIS hingga 3,46 juta transaksi senilai Rp442 miliar pada Agustus 2024, dan 246.000 merchant telah tergabung (Saputra, 2024).
Namun, literasi digital masih menjadi tantangan utama. Skor Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) NTT tahun 2024 hanya 42,32 (kategori cukup), menandakan rendahnya keterampilan digital pelaku UMKM (IMDI, 2024).
Banyak UMKM belum mampu mengoptimalkan platform digital secara efektif, sementara pendampingan masih terbatas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.