Unwira Kupang Gelar Kuliah Umum dengan Tiga Pembicara dari UGM 

"Realitas dilematis ini menjadi lokus dari konteks kehidupan masyarakat berbudaya, adat istiadat, termasuk dalam konteks akademis kita," katanya. 

Pater Tule dalam kesempatan itu kemudian membicarakan tentang doa awal kegiatan yang dipimpin oleh seorang mahasiswi muslim. 

"Unwira dikenal sebagai Universitas Katolik tapi kita adalah universitas yang inklusif, terbuka," katanya menambahkan. 

Dia sendiri pernah membuat studi khusus agar melakukan pembelajaran pada budaya dan agama lainnya. Hal itu agar memberi pemahaman dan penghargaan dalam suasana kultur ini. 

Ia berkata, sejak 8 tahun lalu satu unit yang melayani di Unwira bertugas melayani mahasiswa Katolik. Data terakhir, ada 9.700 mahasiswa reguler dan 1.200 mahasiswa PPG. 

"Mahasiswa PPG tahun kemarin itu ada 600 yang muslim, dan mahasiswa reguler ada 200 mahasiswa. Kami mendampingi mereka dalam jelang Ramadhan, Idul Fitri dengan mengundang ustad," katanya. 

Demikian juga ketika mahasiswa Katolik menjalani puasa dalam masa Paskah. Ia mempersilahkan mahasiswa muslim mengikuti kegiatan rekoleksi. Tujuannya agar saling memberitahu tentang berbagai kegiatan dalam masa seperti itu. 

"Itu kegiatan saling belajar di kampus. Saling mengenal cara mereka berdoa, dan mengalami cara mereka berdoa," katanya. 

Pater Tule bahkan menyampaikan salah satu doa Katolik menggunakan bahasa Arab, yang erat dengan bahasa umat Muslim. Dengan semangat seperti ini, kata dia, bisa memberi dampak lebih baik untuk semua orang. 

"Kegiatan akademis, lintas agama, kampus, kepercayaan senantiasa lebih memperkaya, dan membawa damai untuk kita sekalian dan masyarakat, terlebih masyarakat di perbatasan," katanya. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS