Malaka Terkini
Dirut RSUD Johannes Minta Maaf atas Balita Asal Malaka yang Meninggal Dunia
Direktur Utama RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang, dr. Stefanus Dhe Soka, Sp.B, memberikan klarifikasi terkait meninggalnya pasien balita
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Direktur Utama RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang, dr. Stefanus Dhe Soka, Sp.B, memberikan klarifikasi terkait meninggalnya pasien balita asal Kabupaten Malaka bernama Radegundis Quincha Dos Reis Lopes yang berusia dua tahun empat bulan.
Menurut dr. Stefanus Soka, pasien tersebut masuk ke RSUD Johannes pada 7 September 2025 sebagai rujukan dari RS Betun, Kabupaten Malaka.
Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD), kondisi pasien sudah tergolong buruk. Pihak rumah sakit pun sejak awal telah menyampaikan kepada keluarga bahwa kondisi anak tersebut berpotensi memburuk sewaktu-waktu.
"Pasien ini memang benar dirawat di rumah sakit Johannes. Kami turut berduka cita atas meninggalnya pasien ini, dan juga mohon maaf atas ketidaknyamanan pelayanan yang dirasakan pasien dan keluarga," ujar dr. Stefanus Soka dalam keterangannya, Rabu 10 September 2025.
Baca juga: Balita Rujukan RSUPP Betun Meninggal di RSUD Prof. Yohannes Kupang, Keluarga Ungkap Penanganan
Pada 8 September 2025 pukul 15.00 WITA, kondisi pasien yang dirawat di ICU memburuk hingga mengalami henti napas.
dr. Stefanus Soka menjelaskan perawat segera memberikan bantuan napas sambil menghubungi dokter anak.

Dokter anak kemudian datang sekitar 20 menit setelah dipanggil, karena saat itu sudah di luar jam kerja reguler rumah sakit.
Begitu tiba di ruang ICU, kata dr. Stef dokter langsung melakukan penanganan medis terhadap pasien.
Namun, karena fokus menolong pasien, dokter tidak sempat memperkenalkan diri sehingga menimbulkan kesalahpahaman dari pihak keluarga, yang mengira dokter anak tidak hadir pada saat kondisi darurat.
Baca juga: Pasien Rujukan RSUPP Betun Meninggal di RSUD Prof. Johannes Kupang, Keluarga Sesalkan Penanganan
"Setelah dilakukan audit internal, kami pastikan dokter anak tiba 20 menit setelah laporan, memberikan instruksi penanganan darurat, dan merencanakan pemasangan ventilator. Namun, meski sudah dilakukan tindakan medis, pasien tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia pada 9 September 2025 dini hari," jelas dr. Stefanus Soka.
dr. Stefanus Soka menegaskan bahwa meninggalnya pasien lebih disebabkan oleh kondisi medis yang sudah buruk sejak awal masuk rumah sakit.
Namun, pihak rumah sakit mengakui adanya kekurangan dalam komunikasi antara tenaga medis dan keluarga pasien.
"Secara internal, kami akan tetap melakukan pembinaan terhadap tenaga medis yang terlibat dalam penanganan ini sebagai bagian dari upaya perbaikan pelayanan," pungkas dr. Stefanus Soka. (ray)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Suasana Duka Selimuti Kedaiaman Korban Dugaan Penelantaran Pasien di RSUD Prof. Johannes Kupang |
![]() |
---|
Pasien Rujukan RSUPP Betun Meninggal di RSUD Prof. Johannes Kupang, Keluarga Sesalkan Penanganan |
![]() |
---|
Kronologi Dugaan Penelantaran Pasien Bayi Hingga Meninggal di RSUD Prof. Yohanes Kupang |
![]() |
---|
Balita Rujukan RSUPP Betun Meninggal di RSUD Prof. Yohannes Kupang, Keluarga Ungkap Penanganan |
![]() |
---|
Wakil Ketua DPRD Malaka Gelar Pertemuan dengan 32 Kelompok Tani di Laenmanen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.