Breaking News

NTT Terkini

NTT Catat Deflasi 0,55 Persen pada Agustus 2025, Harga Cabai hingga Tiket Pesawat Turun

Sebaliknya, kelompok kesehatan dan perlengkapan rumah tangga justru menjadi penahan deflasi dengan inflasi tipis masing-masing 0,93 persen dan 0,17.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL
Kepala BPS Provinsi NTT Matamira B. Kale 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat terjadinya deflasi sebesar 0,55 persen pada Agustus 2025 secara bulanan (month-to-month/mtm).

Angka ini dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada empat dari sebelas kelompok pengeluaran, terutama dari sektor makanan, minuman, tembakau, dan transportasi.

Kepala BPS Provinsi NTT Matamira B. Kale  mengatakan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau turun 1,16 persen dengan andil deflasi 0,43 persen, disusul kelompok transportasi yang turun 0,87 persen dengan andil 0,12 persen. 

Sebaliknya, kelompok kesehatan dan perlengkapan rumah tangga justru menjadi penahan deflasi dengan inflasi tipis masing-masing 0,93 persen dan 0,17 persen.

“Penurunan harga sejumlah komoditas hortikultura karena musim panen serta normalisasi tarif angkutan udara usai libur sekolah menjadi faktor dominan deflasi Agustus,” ujar Kepala BPS NTT, Selasa (2/9). 

Beberapa komoditas yang paling besar menekan inflasi antara lain cabai rawit (-0,32 persen), angkutan udara (-0,16 persen), tomat (-0,09 persen), kangkung (-0,05 persen), dan sawi hijau (-0,04 persen).

Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Waingapu sebesar 1,28 persen, disusul Kabupaten Timor Tengah Selatan 0,98 persen, dan Kota Kupang 0,59 persen. Sebaliknya, Maumere (0,48 persen) dan Ngada (0,46 persen) justru mencatat inflasi.

Secara tahunan (year-on-year), inflasi Agustus 2025 di NTT tercatat 2,71 persen, lebih rendah dibanding Juli yang sebesar 3,01 persen, sekaligus masih berada dalam rentang target pemerintah 2,5 ±1 persen.

Namun, terdapat tiga wilayah yang inflasi tahunan (y-o-y) masih di atas target, yakni Maumere (4,82 persen), Ngada (4,11 persen), dan Timor Tengah Selatan (4,05 persen).

Baca juga: Wali Kota Kupang Apresiasi Peran Strategis BPS Dukung Perencanaan Pembangunan

Di sisi lain, BPS NTT juga mencatat perkembangan positif pada sektor pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) Agustus 2025 naik 2,88 persen menjadi 101,93, tertinggi sepanjang tahun berjalan.

Matamira B. Kale juga mengatakan kenaikan terutama ditopang oleh sub sektor Tanaman Pangan yang melesat 5,31 persen menjadi 102,42 serta Perikanan Tangkap yang naik 1,22 persen menjadi 92,84. Meski sub sektor lain mengalami penurunan, capaian ini menunjukkan adanya perbaikan daya beli petani.

"Selain itu, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) juga naik 2,89 persen karena peningkatan pendapatan dari tanaman pangan dan perikanan," ujarnya.

Sementara Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) pedesaan meningkat tipis 0,18 persen (mtm) dan 1,83 persen (yoy), dipengaruhi kenaikan harga beras, bawang merah, emas perhiasan, bakalan sapi, dan rokok putih mesin.

Deflasi Agustus 2025 menunjukkan adanya pelemahan harga di sejumlah kebutuhan pokok sekaligus meringankan beban rumah tangga.

Namun, inflasi tahunan yang masih tinggi di beberapa wilayah mengingatkan perlunya antisipasi gejolak harga menjelang akhir tahun, terutama dari sektor pangan dan transportasi. (iar)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved