Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 18 November 2025, "Mencari Yesus: Sekedar Ingin Tahu"

Ada upaya dan keaktifan untuk berjumpa dengan-Nya pasti terjawab. Sebab Tuhan yang akan aktif mencari dan menemukan kita.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Fransiskus Funan Banusu SVD 

Renungan Harian Katolik
Selasa, 18 November 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
MENCARI YESUS: SEKEDAR INGIN TAHU - MENUJU PERTOBATAN SEJATI DAN KESELAMATAN
(Mak 6:18-31; Mzm 3:2-3.4-5.6-7; Luk 19:1-10).

"Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." (Luk 19:10).

Kita semua memiliki hasrat untuk mencari dan menemukan Tuhan dalam hidup. Ketika kerinduan itu menjadi pasif maka tinggallah kerinduan. Ada upaya dan keaktifan untuk berjumpa dengan-Nya pasti terjawab. Sebab Tuhan yang akan aktif mencari dan menemukan kita.

Alasan mengapa kita memiliki kerinduan untuk mencari Tuhan, selain kita adalah pengikut-pengikut-Nya, juga karena pada-Nya ada kerahiman dan belas kasih yang tak terukur. Bersama Dia walau kita berdosa, kita diterima apa adanya. Yesus tidak pernah persoalkan status dan moral kita. 

Kepada kita dan berkat karya Roh Kudus, dianugerahi pengetahuan ilahi untuk membarui hidup selaras kehendak kudus Allah. Kekuatan transforming itu ada dalam Diri Yesus yang Allah utus dari Surga untuk kita yang insani ini. 

Kondisi kkdrati kita yang rapuh dan rentan godaan jatuh dalam pelukan dosa, ada rasa kerasingan dalam diri. Tersisih dengan diri sendiri, sesama dan Tuhan. 

Zakheus si kepala pemungut cukai mewakili kita yang memiliki kerinduan untuk mencari dan menemukan Yesus dalam hidup. Upaya aktifnya dengan memanjat pohon ara untuk sekedar melihat Yesus membuahkan kenyataan yang tak terduga sebelumnya. Yesus yang nengetahui isi hatinya, sangat memahami kerinduan besarnya untuk bertemu dengan-Nya. Yesus memenuhi hasratnya itu. "Zakheus, segera turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu." (Luk 19:5). Dengan sukacita ia menerima Tuhan dalam rumahnya. 

Sebagai pendosa yang dihakimi banyak orang, ia tak peduli. Ia mengaku dosa-dosanya di hadapan Tuhan dan ia serta keluarganya memperoleh keselamatan sebab mereka pun anak Abraham. 

Melalui pembaruan hidup yang total, ia kini hidup sebagai manusia baru dalam Tuhan. Pertobatan sejatinya telah menghapus segala bentuk keterasingan, runtuhlah sudah dinding kebencian dan rasa tersisih dirinya. Yesus tak melihat status dan moralnya, kerinduan untuk mendapat kesempatan untuk berubah dan bertobat itulah yang dihormati.

Jangan pernah putus asa berupaya mencari Tuhan, sebab ia pun rindu berjumpa dengan kita. 

Bangsa Israel hidup dalam kepungan pencobaan berat mengingkari perintah-perintah Allah. Berhadapan dengan penguasa lalim dan berdosa, mereka tak berdaya untuk mengelak.

Dalam kondisi iman yang memprihatinkan ini, Makabe menampilkan figur Eleazar yang masih tetap jujur dan setia mengikuti perintah-perintah Tuhan. 

Ia sosok yang tak pura-pura dan munafik mencemarkan imannya. Karena kebenaran iman ia memilih menentang titah raja jahat, sekali pun nyawa jadi taruhan.

Demi keselamatan jiwa dalam keabadian, raga boleh menderita siksaan hingga mati, asal saja iman tak ternoda. Inilah cara hidup mulia dan warisan iman yang mengagumkan bagi generasi Abraham yang tetap setia dan tak tergoyahkan oleh pencobaan apa pun. 

Tuhan selalu menganugerahi kita cara hidup para kudus yang mengurbankan hidup demi kebenaran.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved