Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 17 November 2025, "Langkah Iman"

Memasuki hidup doa, kita tidak tahu persis bagaimana dan apa yang akan terjadi. Yang kita tahu pasti ialah kerinduan kita tidak akan pernah sia-sia

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD 

Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor –NTT
Senin, 17 November - Peringatan Wajib St. Elisabet dr Hungaria
1Mak. 1:10-15,41-43,54-57,62-64; Mzm. 119:53,61,134,150,
155,158 Luk. 18:35-43
Warna Liturgi: Putih

LANGKAH IMAN

Kisah seorang buta yang mengalami kesembuhan dalam perikop Injil hari ini merupakan model tentang doa kristiani.

Untuk memulai hidup doa, kita membutuhkan iman. Kita menempuh hidup doa dengan langkah iman. Langkah itu ditunjukkan oleh orang buta ini. Dia bukan orang istimewa. Dia hanya seorang buta yang duduk di pinggir jalan.

Ketika dia mendengar orang banyak lewat, ia mulai bertanya. Dan ternyata mereka menyampaikan bahwa Yesus orang Nazaret ada di situ. Lalu, ia berseru, “Yesus, Anak Daud. Kasihanilah aku! Lebih keras lagi ia berseru, “Anak Daud, kasihanilah aku!” (Luk.18:35-39).

Memasuki hidup doa, kita tidak tahu persis bagaimana dan apa yang akan terjadi. Yang kita tahu pasti ialah kerinduan kita tidak akan pernah sia-sia.

Kita perlu percaya sepenuhnya kepada Tuhan yang mahakasih. Ada saatnya, kita harus berseru dengan lantang memohon kepada Tuhan. Bahkan lebih lantang lagi berseru karena merasa Tuhan jauh, tidak mempedulikan kita.

Santa Teresia, seorang santa yang juga sering dikenal dalam Gereja sebagai Guru Doa pernah berkata bahwa dalam doa bukan lagi banyaknya kata-kata yang harus kita ucapkan. Tetapi sebaliknya, banyak mencinta.

Mengapa hal demikian? Sebab kita tahu bahwa di hadapan kita ada Dia yang kita tahu mencintai kita. Doa yang demikian ini menjadi hidup.

 Doa bukan lagi membosankan tetapi sungguh-sungguh menjadi kesempatan berharga kita untuk membangun relasi yang intensif dengan Tuhan.

Banyak orang akhirnya memilih untuk berhenti dalam doa karena merasa doanya tidak dikabulkan Tuhan. Hari ini, kita diundang untuk meneladan semangat orang buta ini yang dengan berani dan tekun setia berseru kepada Tuhan.

Di hadapan Tuhan memang kita perlu bersikap sebagai seorang pengemis yang selalu datang memohon belas kasihan Tuhan atas dosa.

Ketika Yesus bertanya apa yang ia kehendaki dari Yesus untuk berbuat baginya, ia menjawab dengan segera supaya ia dapat melihat. Jawaban ini sungguh penuh iman.

Ia menyebut Yesus sebagai Tuhan. Imannya tidak goyah meskipun mengalami penderitaan. Kerinduan iman akan mendatangkan jawaban yang indah dari Tuhan. Yesus bersabda, “Melihatlah engkau! Imanmu telah menyelamatkan engkau” (Luk.18:41-42).

Dalam banyak peristiwa kita menemukan betapa pentingnya iman dalam diri para murid dan para pendengar pengajaran Yesus. Seorang sakit keras disembuhkan oleh Yesus, berkat iman. Berkat kuasa-Nya Yesus menyembuhkan seorang buta. Kini ia boleh melihat dengan gembira betapa indahnya hidup. Lebih daripada itu, ia boleh melihat karya-karya Tuhan yang mengagumkan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved