Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 17 November 2025, "Dari Kegelapan ke Terang"
Yesus mendengar seruannya dan menyuruh orang membawanya kepada-Nya. Yesus bertanya kepadanya, "Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?"
Renungan Harian Katolik
Senin 17 November 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
PW Santa Elisabet dari Hungaria, Biarawati
DARI KEGELAPAN KE TERANG: SI BUTA YERIKHO CERMIN KEBUTAAN ROHANI KITA
(Mak 1:10-15.41-43.54-57.62-64; Mzm 119:53.53.61.134.150.155.
158; Luk 18:35-43).
"Tuhan, semoga aku dapat melihat!" (Luk 18:41)
Yesus, Anak Daud dari Allah untuk kita. Ia adalah ya dari Allah untuk manusia. Menyadari bahwa Yesus ada untuk kita, hanya bisa ditunjang oleh iman. Tanpa imanYesus hanyalah sosok pembuat mukjizat yang hanya mengagumi sesaat lalu sirna dari hidup kita.
Kehadiran Yesus di tengah kehidupan kita sering tak dipedulikan. Ia ada dan berlalu tanpa disapa bahkan diabaikan sama sekali.
Si buta dari Yerikho, walau buta secara fisik, namun kesadaran spiritualnya luar biasa. Beriman yang mendalam akan Yesus, Sang Anak Daud, yang datang membawa penglihatan bagi yang buta, membuat si buta itu tak mengabaikan kesempatan berahmat itu berlalu tanpa makna.
Maka ia pun berseru, "kasihanilah aku!" Sebagai si buta yang diremehkan, ia dilarang berteriak minta tolong pada Yesus. Namun imannya mendesaknya untuk berteriak lebih keras.
Yesus mendengar seruannya dan menyuruh orang membawanya kepada-Nya. Yesus bertanya kepadanya, "Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?"
"Tuhan, semoga aku dapat melihat!" Imannya telah menyelamatkan dia, dan ia pun melihat, lalu ikut Yesus sambil memuliakan Allah.
Ia kini beralih dari kegelapan kepada terang. Imannya yang bersinar menembusi kegelapan fisiknya sungguh membebaskannya dari kegelapan itu. Peristiwa iman yang mengagumkan ini, membawa sukacita tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi seluruh rakyat yang menyaksikannya turut bergembira dan memuji-muji Allah.
Kegelapan dan kebutaan iman kembali menimpa bangsa Israel di bawa kekuasaan raja lalim-bsrdosa si Antiokhus Epifanes.
Tawaran si raja untuk menyembah kenikmatan duniawi membuat bangsa pilihan Allah itu dengan mudah mengabaikan dan meninggalkan Allah. Perintah Tuhan tidak dipedulikan lagi, berhala tak terhindarkan, makanan haram berhala mereka hajar. Iman mereka semakin pekat dan semakin jauh mereka berjalan dalam ketersesatan.
Bagi mereka yang sungguh mengasihi Allah memilih untuk mati daripada milih jalan sesat yang membawakan abadi bagi jiwa. Mereka yang setia pada perintah Allah, tetap teguh hati.
Di jalan ketersesatan, dalam kekelaman rohani, Pemazmur pun bermadah, "Keselamatan menjauh dari orang fasik, sebab mereka tidak mencari ketetapan-ketetapan-Mu! Melihat para pengkhianat aku merasa muak, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu." (Mzm 119:155.158).
Penyesat ada untuk mengganti jalan kebenaran dengan jalan kejajatan. Inilah ciri orang buta rohani. Ia tak sanggup melihat rahmat Tuhan dalam hidupnya. Kekuatan jahat menguasai dirinya dan ia kehilangan kendali diri dalam kejahatan.
Kejahatan itu pun kadang menyusup dalam diri dan hidup kita. Pada saat kita tidak peduli pada sesama yang sakit, miskin dan berkekurangan, pada saat yang sama kita buta terhadap Tuhan yang sedang ada, namun diabaikan.
| Renungan Harian Katolik Senin 17 November 2025, “Tuhan, Semoga Aku Melihat” |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Minggu 16 November 2025, "Teguh di Tengah Badai Krisis Hidup" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Minggu 16 November 2025, "Saatnya Sudah Dekat" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Sabtu 15 November 2025, "Berdoa Tanpa Henti" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Sabtu 15 November 2025, "Berdoa dengan Tidak Jemu-jemu" |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Pater-Fransiskus-Funan-Banusu-SVD-1234567.jpg)