Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 15 November 2025, "Berdoa Tanpa Henti"
Tentunya kepada Allah. Untuk apa? Tidak lain demi kebaikan hidup kita sendiri. Namun, permintaan tolong tidak hanya sekadar ucapan.
Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar, SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Sabtu, 15 November 2025 Albertus Agung
Keb. 18:14-16,19:6-9; Mzm. 105:2-3,36-37,42-43
Luk. 18:1-8;
Warna Liturgi Hujau
"Berdoa Tanpa Henti"
Dalam kisah injil Lukas hari ini (Lukas 18: 1-8), Yesus mengundang kita untuk tidak jemu-jemunya berdoa. Kepada siapa kita berdoa tanpa jemu?
Tentunya kepada Allah. Untuk apa? Tidak lain demi kebaikan hidup kita sendiri. Namun, permintaan tolong tidak hanya sekadar ucapan.
Allah menghendaki agar setiap permintaan tolong menjadi sarana bagi manusia untuk berlatih dan menempa diri. Hendaknya kita mau belajar dari setiap permintaan tolong yang kita ungkapkan kepada Allah.
Berdoa tanpa henti dilakukan siang maupun malam. Apabila hakim yang tidak adil saja mau mendengarkan seruan seorang janda, lebih-lebih Allah yang penuh belas kasih. Ia pasti akan mendengarkan doa setiap orang yang berseru kepada-Nya.
Allah tidak akan mengulur-ulur waktu untuk mendengarkan doa, terutama doa mereka yang tertindas. Namun, Allah sendiri menentukan waktu yang tepat untuk terkabulnya semua doa itu.
Seruan minta tolong selalu didengarkan Allah. Setiap manusia yang berseru kepada-Nya tidak akan pernah diabaikan. Akan tetapi, kita perlu menyadari doa bukanlah suatu mantra yang seketika langsung terwujud, seperti membalikkan telapak tangan. Doa membutuhkan iman.
Dengan iman, manusia belajar tentang perjumpaan dengan Allah dan bagaimana cara berkomunikasi dengan-Nya. Melalui doa, kita semakin menjalin relasi yang mesra dengan Allah. Doa tidak lagi sebatas permohonan minta tolong, tetapi menjadi suatu perjumpaan kasih dengan Allah.
Saat doa yang terus-menerus dipanjatkan menjadikan kita mampu menemukan relasi yang mendalam dengan-Nya, saat itu pulalah kita tahu mana bagian terpenting dalam hidup kita.
Hanya dengan bertahan dalam doa, kita bertahan dalam kesulitan dan dalam iman. Hanya dengan doa, orang semakin menyerahkan diri kepada Allah.
Doa kita mungkin tidak dapat mengubah orang lain, tetapi setidaknya dapat mengubah hidup kita sendiri. Kita bertekun dalam doa supaya memperoleh iman yang kuat. Setiap doa yang tanpa henti melahirkan iman.
Yesus juga berharap bahwa saat kembali ke bumi, Ia menemukan manusia beriman. Apakah Ia akan menemukan iman seperti yang dimiliki oleh janda itu yang selalu berseru kepada Allah? Inilah artinya bahwa doa kita hendaknya selalu didengungkan dan dilantunkan dari dalam pergulatan hidup kita(lbi).
Mungkin anda sudah bertahun-tahun berdoa memohon kelahiran seorang anak, berbulan-bulan berdoa supaya orang yang dikasihi sembuh dari sakitnya, tetapi kelihatan tidak ada hasilnya.
Ada orang yang sudah berminggu-minggu berdoa agar mendapatkan pekerjaan dan keluarga yang lain mohon pemulihan ekonomi rumah tangga, sudah lama berdoa mendambakan teman hidup yang baik, tetapi yang didapat selalu tidak sesuai dengan keinginan dan harapan.
| Renungan Harian Katolik Sabtu 15 November 2025, "Berdoa dengan Tidak Jemu-jemu" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Sabtu 15 November 2025, "Gampang Menggugat Allah" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Jumat 14 November 2025, Kedatangan Tuhan Kelak: Kepastian yang Tak Diketahui |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Jumat 14 November 2025, "Kesempatan untuk Membenahi Diri" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Jumat 14 November 2025, "Pada Hari Anak Manusia Datang" |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/John-Lewar-SVD-RP_0694.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.