Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 11 November 2025, "Kita Hanyalah Hamba dan Pelayanan"
Seorang hamba tidak mengharapkan balasan dari tuannya. Hal ini berarti hamba harus siap untuk diperintah serta melayani di mana pun
Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Selasa, 11 November 2025
Peringatan Wajib St. Martinus dr Tours
Keb. 2:23 - 3:9; Mzm. 34:2-3,16-17,18-19; Luk. 17:7-10
Warna Liturgi: Putih
Kita hanyalah hamba dan pelayan
Dalam injil Lukas (17:7-10) pada hari ini, Yesus berbicara tentang sikap kerendahan hati di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Kepada para murid Tuhan Yesus mengajarkan agar mereka memiliki kepatuhan
dan kerendahan hati di dalam hidup dan tugas pekerjaannya.
Bukan kehebatan diri yang ditunjukkan melainkan lebih pada tanggung jawab dalam menjalankan kewajiban sebagai hamba. Ajaran itu disampaikan dengan memberikan contoh tentang hubungan antara tuan dan hamba.
Seorang hamba tidak mengharapkan balasan dari tuannya. Hal ini berarti hamba harus siap untuk diperintah serta melayani di mana pun dan kapan pun dan tanpa punya hak untuk membantah.
Di kalangan bangsa Israel dan bangsa-bangsa sekitarnya pada waktu itu, seorang tuan begitu berkuasa atas hambanya. Seorang hamba atau yang namanya budak belian, dianggap hanya seperti barang, yang dapat diperlakukan sekehendak hati tuannya.
Dia tidak memiliki harkat dan martabatnya sebagai manusia. Seorang hamba harus menuruti apa yang diperintahkan tuannya.
Seorang tuan dapat menghukum dengan tindakan yang keras dan kadangkala di luar batas peri kemanusiaan apabila hamba itu melakukan kesalahan dan tidak menuruti perintah tuannya.
Oleh karenanya, jarang sekali orang yang mau menjadikan dirinya sebagai hamba. Kita semua memahami bahwa hamba dengan kata lain abdi atau pelayan yang memiliki posisi rendah dalam strata sosial kehidupan.
Kebanyakan orang akan memilih menjadi tuan dengan segala wewenang dan kekuasaannya mampu memerintah serta dihormati oleh bawahannya.
Sama halnya dengan orang-orang Farisi. Mereka suka sekali mendapatkan pujian dan penghormatan dari sesamanya, “mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.” (lih. Mat 23:6-7). Sampai saat ini pun demikian.
Kebanyakan orang berusaha dengan berbagai cara untuk menjadi besar di mata sesamanya dalam segala hal, mulai dari kegiatan bisnis, karir dan sebagainya.
Kitab Kebijaksanaan menamai manusia tipe ini sebagai orang fasik di hadapan Allah: mereka tidak memahami kebenaran, tidak percaya pada Allah, tidak tinggal dalam kasih Allah.
Sesungguhnya mereka bukan orang-orang pilihan Allah, kasih setia dan belaskasihanNya tidak menjadi bagian mereka. Penyelamat kita, Yesus Kristus, adalah contoh dan teladan agung bagaimana melayani dengan hati.
Mari kita mengikuti semangat Guru, Tuhan dan Penyelamat kita, Yesus Kristus, untuk melayani dalam keluarga, dalam komunitas, dalam kelompok-kelompok kategorial, di lingkungan, di wilayah dan di paroki, dengan hati seorang hamba, dengan hati yang mau melayani tanpa pamrih, tanpa menghitung-hitung jasa.
| Renungan Harian Katolik Selasa 11 November 2025, "Melakukan Apa yang Harus Kami Lakukan" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Selasa 11 November 2025, Irama Hidup dan Spirit Hamba Allah Dalam Pelayanan |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Senin 10 November 2025, "Jika Orang Berbuat Dosa, Tegurlah Dia" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Senin 10 November 2025, "Orang Beriman Benar: Memberi Pengampunan" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Senin 10 November 2025, "Jangan Jadi Batu Sandungan" |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/John-Lewar-SVD.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.