Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 11 November 2025, "Melakukan Apa yang Harus Kami Lakukan"

Dalam Kitab Kebijaksanaan Salomo (3:1-9), kita membaca tentang jiwa orang benar yang berada di tangan Allah, dan siksaan tidak akan menimpa.

Editor: Eflin Rote
dok-pribadi Bruder Pio Hayon SVD
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Katolik
Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
Hari Selasas Pekan Biasa XXXII
Selasa, 11 November 2025
PW Sto. Martinus dari Tours
Bacaan I:  Keb. 2:23-3:9
Injil: Luk.17:7-10

“Melakukan Apa yang Harus Kami Lakukan”

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Salam sejahtera untuk kita semua. Pada hari ini, kita memperingati Santo Martinus dari Tours, seorang uskup yang dikenal karena kerendahan hatinya, belas kasihannya kepada orang miskin, dan pelayanannya yang tanpa pamrih.

Tema "Melakukan apa yang harus kami lakukan" mengajak kita untuk merenungkan tentang panggilan kita sebagai hamba Allah dan bagaimana kita dapat meneladani Santo Martinus dalam melayani dengan setia, tanpa mengharapkan pujian atau imbalan.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Dalam Kitab Kebijaksanaan Salomo (3:1-9), kita membaca tentang jiwa orang benar yang berada di tangan Allah, dan siksaan tidak akan menimpa mereka.

Di mata orang bodoh mereka tampak mati, dan kepergian mereka dianggap sebagai malapetaka, dan kepergian mereka dari tengah kita sebagai kebinasaan, tetapi mereka berada dalam damai. Sekalipun di mata manusia mereka menerima siksaan, namun pengharapan mereka penuh dengan kehidupan kekal. Allah telah menguji mereka, dan mendapati mereka layak bagi-Nya.

Seperti emas dalam perapian, Ia telah menguji mereka, dan Ia menerima mereka sebagai kurban persembahan yang sempurna.

Dalam Injil Lukas 17:7-10, Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak.

Setelah selesai bekerja, apakah tuannya akan berterima kasih kepadanya? Tidak, tetapi ia akan menyuruhnya untuk menyiapkan makan malam dan melayani dia.

Yesus menyimpulkan, "Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan." 

Perumpamaan ini mengajarkan kita bahwa kita tidak boleh mengharapkan pujian atau imbalan atas pelayanan kita. Kita hanyalah hamba-hamba yang melakukan tugas yang telah dipercayakan kepada kita oleh Tuhan.

Sikap yang benar adalah kerendahan hati dan kesadaran bahwa segala sesuatu yang baik yang kita lakukan berasal dari kasih karunia Allah. 

Santo Martinus dari Tours adalah contoh nyata dari seseorang yang menghidupi ajaran Yesus ini. Ia dikenal karena kerendahan hatinya, belas kasihannya kepada orang miskin, dan pelayanannya yang tanpa pamrih. Ia membagi-bagikan sebagian besar kekayaannya kepada orang miskin dan mengabdikan diri untuk melayani Allah dan Gereja.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved