Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 10 November 2025, "Orang Beriman Benar: Memberi Pengampunan"

Yesus mengakui adanya penyesatan. Penyesatan itu tindak kejahatan, menjauhkan orang dari Tuhan dan kebenaran.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Fransiskus Funan Banusu SVD 

Renungan Harian Katolik
Senin, 10 November 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
PW Santo Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja
(Keb 1:1-7; Mzm 139:1-3.4-6.7-8.9-10; Luk 17:1-6)

ORANG BERIMAN BENAR: MENCARI KEBENARAN DAN MEMBERI PENGAMPUNAN

"Para rasul berkata kepada Tuhan, "Tambahlah iman kami." (Luk 17:5).

Rasul Petrus di hadapan Tuhan Yesus, memberi suatu kesaksian iman yang mengagumkan dan tetap bersinar seperti bintang di tengah dunia.

"Engkau Mesias, Anak Allah yang hidup." Meski beriman batu wadas, Simon Petrus selalu menyadari ketakberdayaannya dan berulang kali menyesalinya di hadapan Tuhan. Ia tidak tersesat dalam mencari Tuhan dan menemukan-Nya.

Yesus mengakui adanya penyesatan. Penyesatan itu tindak kejahatan, menjauhkan orang dari Tuhan dan kebenaran.

Hukuman berat ditimpakan kepada si penyesat. Bagi Yesus pelaku penyesatan disebut celaka dan baginya mesti diikatkan batu kilangan pada lehernya lalu dilemparkan ke dalam laut (Luk 17:1-2). 

Iman para rasul tak diragukan terutama Rasul Petrus. Ia orang benar dan memiliki kebenaran dalam dirinya. Karena iman dan kebenaran itu, Gereja Yesus Kristus berdiri megah di atas wadas kokoh Rasul Petrus hingga hari ini dan selamanya, dan takkan dikuasai oleh kekuatan neraka. 

Kebenaran dan pengampunan terikat erat dengan seberapa besar pengaruh iman akan Tuhan dalam hidup kita. "Tuhan tambahlah iman kami," demikian pinta para rasul. Rasul Petrus tetap menjadi referensi utama jika kita membuat permenungan tentang iman dan pengampunan.

Setelah Yesus beri kunci Kerajaan Allah kepada Petrus, Ia berpesan, "Apa yang kau ikat di dunia akan terikat di Surga, dan apa yang kau lepaskan di dunia akan terlepas di Surga." Petrus orang yang mudah mengampuni kesalahan sesama, asal ia sesali perbuatannya. 

Point-point bernas biblis kita temukan dalam Kebijaksanaan: Kasihilah kebenaran; kebijaksanaan tidak masuk dalam hati yang keruh, dan tidak tinggal dalam tubuh yang dikuasai oleh dosa; roh pendidik suci menghindarkan tipu daya dan pikiran pandir dijauhinya; kebijaksanaan adalah roh yang sayang manusia (Keb 1:1.4-6).

Tuhan Allah maha rahim terhadap kita, yang percaya pada Yesus Putra-Nya dan membangun pertobatan sejati dalam hidup.

Ia menuntun kita di jalan yang kekal. Pemazmur bermadah demikian, "Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh, Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi." (Mzm 139:1-3).

Kita berjuang mencari dan menggapai kebenaran dan kebijaksanaan dalam hidup agar kita tidak jatuh dalam penyesatan, mampu memberi pengampunan kepada sesama.

Tanpa iman sejati dan kebenaran, kita hanya akan mengampuni secara palsu, dendam tetap bercokol dalam hati. Tuhan tambahlah iman kami, agar dengan tulus hati di bawah bimbingan Roh Kudus kami terus berupaya menggapai kebenaran-Mu untuk bisa mengampuni sesama seperti Engakau mengampuni kami.

Selamat beraktivitas hari ini. Tuhan berkatimu semua. (RP.FF. Arso Kota, Senin/Pekan Biasa XXXII/C/I, 101125)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved